Ratusan Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap atau GTT-PTT SMA-SMK, Sabtu pagi menggelar istighosah di Aula PGRI Jember. Mereka berharap pemerintah terketuk hatinya untuk memberikan kesempatan yang sama, kepala GTT-PTT yang berusia di atas 35 tahun untuk mengikuti test CPNS.
Ninit Kurniawati Rahman Ketua Forum komunikasi GTT-PTT SMA SMK se Kabupaten Jember mengungkapkan, GTT-PTT yang berusia di atas 35 tahun rata-rata sudah mengabdikan dirinya lebih dari 10 tahun, untuk membantu mencerdaskan anak bangsa. Sehingga wajar jika kemudian mereka minta mendapat perlakuan sama dalam test CPNS, dengan GTT-PTT yang berusia di bawah 35 tahun, seperti kesempatan yang diberikan di jaman pemerintahan sebelumnya.
Ninit berharap istighosah ini bisa mengetuk hati pemerintahan Jokowi, sehingga GTT-PTT tidak perlu melakukan mogok masal yang justru akan merugikan banyak pihak. Tetapi jika pemerintah tidak juga memberikan respon positif, maka terpaksa jutaan GTT-PTT di seluruh Indonesia akan melakuka mogok kerja.
Sementara Ketua PGRI Jember Supriyono ketika dikonfirmasi menjelaskan, persoalan GTT-PTT SMA SMK ini sama dengan yang dialami GTT-PTT SD dan SMP. Karena itu mereka kemudian minta agar istighosah ini difasilitasi oleh PGRI, sebagai organisasi yang menaungi mereka.
Pemerintah menurut Supriyono, memang menawarkan solusi menjadikan GTT-PTT berusia di atas 35 tahun, sebagai pegawai pemerintah melalui perjanjian kerja atau P3K, dengan gaji sama tetapi tidak mendapatkan hak pensiun,, namun mayoritas GTT-PTT menolak, karena khawatir nantinya di sekolah ada diskriminasi ASN-1 berstatus PNS dan ASN-2 non PNS.
(658 views)