Direktur RSD Subandi Yuni Ermitha, menyesalkan etika Sekolah Keperawatan Dokter Subandi, karena belum pernah berkoordinasi sebelumnya. Padahal nama yang mereka gunakan sama persis dengan nama rumah sakit umum daerah yang dipimpinnya. Sehingga muncul praduga dimasyarakat sekolah keperawatan Dokter Subandi milik RSD.
Kepada sejumlah wartawan Yuni menjelaskan, secara material RSD Subandi memang tidak dirugikan dengan keberadaan sekolah tersebut. Sebab RSD bergerak dibidang pelayanan, sementara mereka bergerak di bidang kependidikan. Apalagi mereka beralasan sudah mendapat ijin dari pihak keluarga dokter subandi untuk memakai nama tersebut.
Yang disayangkan lanjut Yuni, seharusnya secara etika sebelum mendirikan sekolah dengan nama yang sama, ada koordinasi dengan pihak RSD Subandi, karena akan muncul image di masyarakat bahwa sekolak keperawatan dokter subandi bekerjasama dengan RSD. Terbukti banyak sekali masyarakat yang mengklarifikasi persoalan tersebut.
Lebih jauh Yuni menjelaskan, sekolah keperawatan dokter subandi memang pernah dua kali mengajukan kerjasama dengan RSD. Namun pengajuan pertama ditolak oleh RSD, karena sekolak keperawatan dokter subandi keberadaannya belum terakreditasi oleh kementerian kesehatan.
Bahkan ketika mengajukan kerjasama untuk kedua kalinya, sekolah keperawatan dokter subandi masih juga belum terakreditasi. Apalagi saat ini daya tampung RSD Subandi untuk mendidik calon perawat sudah over kuota. Sedikitnya ada 12 lembaga pendidikan yang siswanya melakukan praktek di RSD Subandi.
(847 views)