Mantan ketua DPRD Jember Madini Farouq menilai PCNU Jember berhianat terhadap pendiri Nahdlatul Ulama. Sebab pendiri NU menginginkan NU tidak dibawa bawa dalam urusan politik, seperti dalam urusan pemilu kada mendatang. Tapi nyatanya PCNU Jember dengan jelas menyatakan akan mengambil sikap secara kelembagaan dalam pemilu kada mendatang.
Menurut Madini, dulu ketika dirinya hendak maju sebagai kandidat calon ketua tanfid PCNU Jember, dirinya di jegal dengan alasan karena mantan politis, khawatir PCNU Jember akan diseret-seret ke dunia politik. Tetapi sekarang terbukti siapa sebenarnya yang ingin mempolitisasi warga NU.
Dalam buku berjudul “Menghidupkan Ruh Pemikiran Kyai Haji Ahmad Sidiq” terbitan PT. Logos Wacana Ilmu, sudah jelas Kyai Ahmad Sidiq yang merupakan perumus khitah NU menyatakan, NU memang tidak melarang warganya untuk ikut dalam organisasi politik. Tetapi NU secara organisatoris tidak akan ikut campur dalam politik praktis.
Madini khawatir jika dipaksakan, warga NU justru tidak mau mengikuti arahan dari PCNU, karena mereka tidak setuju NU ikut bermain di ranah politik. Warga NU lanjut Madini, saat ini sudah mulai dewasa Sehingga tidak bisa otomatis sikap PCNU akan diikuti oleh warga NU di bawah.
Sementara ketua tanfid PCNU Jember Kyai Haji Abdullah Samsul Arifin mengatakan, selama ini khitoh NU diartikan salah oleh kebanyakan orang. Padahal khitoh NU bukan berarti harus netral. Tetapi lebih kepada garis pembatas atau panduan bagi warga NU untuk melangkah.
Untuk itu PCNU bersama badan otonomnya akan memutuskan secara kelembagaan 3 opsi. Pertama mencalonkan salah satu struktural PCNU sebagai calon bupati atau wakil bupati, opsi kedua menitipkan aspirasi NU kepada kandidat calon bhupati yang muncul, dan opsi terburuk baru NU akan bersikap netral.
(1.205 views)