Aksi unjuk rasa dari sejumlah elemen mahasiswa mewarnai peringatan hari Pendidikan Nasional yang tepat di rayakan 2 Mei. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Jember mendesak Pemkab mengehntikan kebohongan publik terkait data buta huruf di Kabupaten Jember.
Korlap Aksi Adi Gunawan menjelaskan, beberapa tahun lalu Pemkab Jember menggembar-gemborkan bahwa jember sudah berhasil menuntaskan progam buta huruf. Tetapi nyatanya Kementerian Pendidikan merilis bahwa Jember merupakan kota nomor satu di Jawa Timur dengan jumlah buta huruf terbanyak.
Rilis Kementerian Pendidikan ini betolak belakang dengan data Pemkab Jember yang di kampanyekan selama ini. GmnI mendesak pemkab berhenti melakukan kebohongan publik, dan mendesak dinas pendidikan segera melakukan langkah kongkrit untuk mengurangi angka buta huruf.
Perwakilan mahasiswa kemudian ditemui Komisi D DPRD Jember. Sekretaris Komisi D DPRD Jember Yuli Priyanto juga mengaku kaget atas rilis kementerian pendidikan, yang menempatkan Jember diurutan pertama dengan jumlah buta huruf terbanyak di Jawa Timur.
Padahal sebelumnya Pemkab Jember memberikan pemaparan di Komisi D bahwa Jember sudah bebas buta huruf, dengan ditandai keluarnya 2 kali penghargaan. Bahkan atas rilis ini bukan hanya DPRD yang terkejut, tetapi juga bupati dan kepala dinas pendidikan. Karena itu kemudian bupati saat ini memerintahkan dinas pendidikan untuk menelusuri, dimana letak kesalahan data tersebut.
(842 views)