
BPBD Jember mengingatkan, peristiwa banjir yang melanda Desa Badean, Kecamatan Bangsalsari, dan Desa Pakis, Kecamatan Panti, menjadi peringatan dini bagi masyarakat. Pasalnya, banjir tersebut terjadi akibat hujan di kawasan hulu, sementara di kawasan terdampak banjir tidak turun hujan. Kondisi tersebut mengindikasikan adanya gangguan ekosistem di kawasan hulu sungai Argopuro.
Kepala BPBD Jember, Indra Tri Purnomo, Rabu (12/11/2025) menjelaskan, fenomena ini menunjukkan kemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan di pegunungan Argopuro.
Ia menduga, fungsi hutan di kawasan tersebut sudah menurun akibat penggundulan dan alih fungsi lahan, sehingga kemampuan hutan dalam menyerap air berkurang. Dia menegaskan, banjir yang datang sebelum hujan, menjadi alarm bagi masyarakat agar lebih waspada dan peduli terhadap kondisi lingkungan.
Indra menambahkan, upaya reboisasi di kawasan pegunungan perlu segera dilakukan untuk memulihkan habitat yang rusak dan mencegah bencana serupa di masa mendatang.
Selain itu, ia juga mengimbau warga yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berasal dari pegunungan Argopuro, termasuk sungai Panti dan Sungai Kalijompo agar tidak membuang sampah sembarangan. Menurutnya, laporan genangan banjir di Jalan Raya Sukorambi baru-baru ini disebabkan oleh tersumbatnya saluran drainase akibat tumpukan sampah di sisi kanan dan kiri jalan.
Diketahui sebelumnya, pada Senin petang 10 November 2025, dua desa di Desa Pakis Kecamatan Panti dan Desa Badean Kecamatan Bangsalsari tiba-tiba diterjang banjir bandang tanpa didahului hujan lebat di wilayah tersebut. (Hafit)
(72 views)