16 Ribu Anak Putus Sekolah di Jember, Mayoritas dari Keluarga Broken Home

Rendra

Sebanyak 16 ribu anak di Kabupaten Jember tercatat putus sekolah dan sebagian besar diantaranya berasal dari keluarga broken home. Kini, mereka telah memasuki usia produktif, yakni antara 20 hingga 25 tahun.

Data tersebut terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (Hearing) antara Himpunan Lembaga Pendidikan Vokasi (Himalava), Dinas Pendidikan, dan Komisi D DPRD Jember yang digelar di Ruang Banmus DPRD Jember, Jumat (07/11/2025).

Ketua Himalava, Rendra, menjelaskan bahwa pihaknya berharap adanya dukungan dari Dinas Pendidikan dan DPRD Jember untuk memperkuat kelembagaan Himalava serta mendorong kolaborasi antara Lembaga Pendidikan Vokasi dengan dinas terkait, termasuk Dinas Tenaga Kerja.

Menurutnya, pendidikan vokasi dapat menjadi solusi bagi anak-anak yang putus sekolah akibat kemiskinan maupun latar belakang keluarga yang tidak harmonis. Dia menyebut, sedikitnya ada sekitar 8 ribu anak yang berada dalam kondisi kurang beruntung dan membutuhkan perhatian khusus.

Sementara itu, Staf Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Dessi Herawati, mengungkapkan bahwa jumlah total anak putus sekolah di Jember pada tahun 2025 mencapai 21 ribu anak. Dari jumlah itu, 16 ribu diantaranya sudah berusia produktif, yakni antara 20 hingga 25 tahun.

Mereka diharapkan bisa mengikuti program pendidikan vokasi agar memiliki keterampilan yang dapat langsung digunakan untuk bekerja.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi D DPRD Jember, Achmad Dafir Syah, mendorong Pemerintah Daerah untuk memberikan dukungan nyata terhadap pengembangan pendidikan vokasi bagi anak putus sekolah.

Program pendidikan vokasi diharapkan dapat menjadi solusi konkret dalam mengurangi angka pengangguran dan membantu anak-anak muda Jember yang putus sekolah agar tetap produktif serta mandiri secara ekonomi. (Hafit)

(110 views)