Sumoko Hadi, pendiri Kedai Susu Tuli (K-Suli), sejak tiga tahun terakhir terus mengkampanyekan pentingnya berbahasa isyarat bagi semua orang. Artinya, bahasa isyarat harusnya tidak hanya dipelajari oleh penyandang disabilitas tuli.
Seperti diketahui, sejak didirikan tahun 2021, K-Suli menjadi tempat nongkrong baru yang ramah dengan penyandang tuli. Kafe yang berada di Jalan Manggis Nomor 96 Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang tersebut, dikerjakan oleh karyawan penyandang tuli. Setiap pelanggan yang datang juga berupaya dikenalkan apa itu bahasa isyarat.
Sumoko menilai, bahasa isyarat juga wajib diketahui warga yang bisa mendengar. Jika itu tercapai, maka hak-hak mendasar penyandang disabilitas tuli untuk memperoleh informasi lebih luas, sama dengan yang lainnya, juga akan terpenuhi secara maksimal.
Hal itu, katanya, bisa dicapai dengan dukungan berbagai pihak, seperti ada standar kurikulum pendidikan yang mengajarkan bahasa isyarat di semua sekolah, hingga layanan publik pemerintah yang juga menyediakan penerjemah bahasa isyarat.
Namun, kata Sumoko, penyandang disabilitas kini masih kesulitan untuk berkomunikasi dengan lembaga-lembaga layanan publik.
(242 views)