Aksi 212 yang dimotori oleh kalangan Pondok Pesantren, merupakan hal yang wajar. Sebab sebagai salah satu kelompok yang menjadi obyek kampanye dalam konstalasi politik, Kyai dan Santri memiliki tanggung jawab moral, ketika melihat Pemimpin yang dipilihnya tidak sesuai harapan.
Hal ini disampaikan Ketua Ikatan Alumni Annuqoyah Wilayah Eks Karesidenan Besuki Mohammad Muslim kepada sejumlah Wartawan. Menurut Muslim di Kabupaten Jember jumlah Pondok Pesantren cukup banyak, sehingga memiliki potensi sangat besar untuk mendulang suara dalam pesta demokrasi.
Namun ketika ternyata pemimpin yang mereka dukung melenceng jauh dari yang mereka harapkan, sangat wajar jika kemudian kalangan Pondok Pesantren melakukan aksi, seperti yang akan dilakukan tanggal 21 Februari mendatang. Sebab kalangan Pondok Pesantren juga memiliki beban moral, saat Pemimpin yang mereka usung dulunya ternyata tidak mampu mensejahterakan rakyat.
Persoalan bantuan untuk pengembangan Pondok Pesantren yang dua tahun terakhir dihapus oleh Bupati, menurut Muslim sebenarnya tidak menjadi persoalan, sepanjang Bupati mampu memberikan alasan yang jelas dan transparan. Kenapa disaat Pemerintahan Bupati Samsul Hadi Siswoyo dan Bupati Mza Djalal bisa, tetapi Pemerintahan Bupati Faida tidak bisa membantu Pondok Pesantren.