Aksi unjuk rasa puluhan aktifis PMII Jember Senin siang berakhir ricuh. Mereka menuntut bupati secara tegas menolak rencana tambang emas di kabupaten Jember, yang saat ini prosesnya hanya tinggal menunggu persetujuan bupati.
Akibat bentrok atara mahasiswa dan parat keamanan ini, sejumlah mahasiswa mengalami luka memar. Koordinator aksi Abdul Hamid, menyayangkan aksi represif yang dilakukan Satpol PP dan aPARAT kepolisian terhadap mahasiwa.
Padahal menurut Hamid, kedatangan mereka hanya ingin menemui bupati, untuk menaghih janji bupati dalam kampanyenya yang menyatakan menolak pertambangan. Saat ini studi kelayakan tambang emas Silo sudah selesai. Sehingga untuk terbitnya ijin, hanya tinggal menunggu persetujuan bupati. Untuk itu PMII mendesak buipati mengeluarkan pernyataan tegas, untuk menolak tambang sesuai janji kampanyenya.
Sementara Kasatpol PP Pemkab Jember Suryadi Ketika dikonfirmasi mengatakan, anggotanya hanya bertahan melawan dorongan dari mahasiswa. Terkait pemukulan yang dilakukan anggotanya, Suryadi tegas menyatakan tidak pernah ada instruksi seperti itu, hanya reaksi spontan anggota yang masih manusiawi.
Berdasarkan pantauan di lapangan, mahasiswa mulai memaksa masuk ketika bupati Jember Faida tidak segera turun menemui mereka. Akibatnya terjadi aksi saling dorong, hingga menyebabkan pintu gerbang kantor Pemkab Jember roboh.
Atas kondisi ini Satpol PP dan aparat kepolisian yang sedang berjaga, melayangkan pukulan ke arah mahasiswa dengan menggunakan tongkat pemukul. Bahkan aksi pemukulan terus berlanjut, meski mahasiswa sudah mundur.
(655 views)