Jember Hari Ini – Jumlah nelayan korban Pelawangan terus bertambah. Ratusan nelayan Puger Senin siang kembali melakukan aksi unjuk rasa, menuntut pembongkaran bangunan pemecah ombak (break water), yang disinyalir sebagai penyebab terjadinya kecelakaan laut.
Selain ke Kantor Bupati, mereka yang menumpang 17 truk itu juga berunjuk rasa ke gedung DPRD Jember, menagih komitmen Komisi B untuk membela nelayan Puger. Salah seorang nelayan, Rohim, menyatakan, sejak bangunan break water diperpanjang, dalam 4 bulan terakhir sudah ada 116 perahu dan jukung hancur, dan 3 orang nelayan tewas. Di saat musim panen ikan seperti sekarang, nelayan justru dihantui bangunan break water yang mengacam jiwanya, karena derasnya ombak justru memutar di pintu Pelawangan.
Di Kantor Bupati Jember perwakilan nelayan hanya ditemui Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan, Mahfud Afandi, dan Kasatpol PP, Suryadi. Di hadapan nelayan Mahfud kembali menegaskan, penyebab kecelakaan laut di Pelawangan bukan karena break water, tetapi karena pendangkalan pasir. Mahfud mengaku sudah melaporkan kepada Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi, agar segera melakukan kajian teknis dan mengatasi persoalan tersebut.
Sementara Ketua Komisi B DPRD Jember, Bukri, menyatakan tidak bisa serta merta membongkar bangunan break water, sebelum adanya kajian teknis dan pemeriksaan BPK. jika berdasarkan kajian teknis dan pemeriksaan BPK memang mengharuskan dilakukan pembongkaran break water, maka secepatnya akan dibongkar sesuai tuntutan nelayan Puger. (Fathul)
(608 views)