Kupas Album: ‘NSync The Essential ‘NSync

TheessentialnsyncBanyak kompilasi berlabelkan “Essential” yang menawarkan keistimewaan berbeda dari setiap artis yang ditampilkannya. Entah dari kelengkapan rilisan single, ketersediaan rarities, penampilan remix, ataupun keikutsertaan lagu dimana sang artis sebagai penampil tamu. Faktor-faktor itu yang kemudian menentukan apakah kita bersedia membeli rekaman tersebut sebagai koleksi, berhubung artis-artis yang berkesempatan merilis “Essential” ini sudah lebih dulu punya album kompilasi terdahulu. Dan, bagaimana dengan ‘NSync dan “The Essential ‘NSync” mereka?

Album ini tidak memenuhi kategori lengkap sebagai pengumpul diskografi single. ‘Together Again’ yang berasal dari album perdana mereka tidak termasuk di dalamnya, persis seperti kompilasi pertama mereka dulu. Padahal, sebagai lagu yang menampilkan vokal solo dari Joey Fatone dan Chris Kirkpatrick, single ini dinilai penting sebagai moment bersejarah dalam pembagian vokal untuk lagu yang dirilis sebagai single oleh ‘NSync. Gantinya, ‘Here We Go’, ‘I Want You Back’, ‘Tearin’ Up My Heart’, ‘God Must Have Spent A Little More On You’, serta ‘Thinking of You (I Drive Myself Crazy)’ dan ‘For The Girl Who Has Everything’ hadir untuk menyeimbangkan antara dancepop dan ballad yang kemudian menjadi ciri, daya tarik, dan nilai jual dari kelima pemuda ini pada kesempatan pertama mereka di era 97 hingga 99.

Cacat album ini yang sebatas diskografi pun termasuk nonfatal, menilai faktor popularitas dan penampilan chart terhadap lagu yang tak tersaji tersebut. Itu mengapa “The Winter Album” sebagai album hari raya yang mereka rilis untuk Natal 98 tidak ada bekasnya disini. Tapi mereka memberi sesuatu ekstra, rarity berjudul ‘Are You Gonna Be There’ yang menambal kekurangan dengan kelebihan. Balada cinta khas Diane Warren ini begitu apik. Musik dan liriknya saling mendukung untuk menyentuh ke hati pendengar. Serupa dengan ‘Music of the Heart’ yang dibawakan secara duet dengan Gloria Estefan. Lagu ini tak sekedar melodius, tapi juga memorable sebagai langkah awal pengakuan ‘NSync sebagai band yang diperhitungkan.

Memasuki era emasnya, ‘NSync membangun kastil sejarah dengan album studio kedua mereka, “No Strings Attached”. Tercatat sebagai album dengan angka penjualan terbesar di pekan pertamanya di Amerika Serikat, album ini menyajikan era baru dari kehidupan boyband: hard to beat, soft to touch. Lagu-lagu heartfelt, baik dalam irama kencang maupun lemah adalah kualitas yang album ini punya. ‘Bye Bye Bye’, ‘It’s Gonna Be Me’, hingga ‘This I Promise You’ adalah triple threat di masanya, evergreen di masa setelahnya. Terlalu sedikit untuk ukuran album dengan kesuksesan yang begitu massive, bukan? Alih-alih menempatkan ‘I’ll Never Stop’ sebagai koleksi disini, mereka lebih memilih ‘I Thought She Knew’. But this is a good thing, karena lagu akapella ini justru menyempurnakan album! Lebih penting daripada pop standar ‘If I’m Not The One’.

Sulit dipercaya memang, ‘NSync termasuk boyband yang tidak panjang umur, kurang lebih 5 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, mereka pun tergolong produktif; 3 album studio dan 2 album Natal. Produk akhir “Celebrity” menghadirkan ‘Pop’, ‘Girlfriend (feat. Nelly)’, dan ‘Gone’ yang cukup menggertak sebelum akhirnya ‘NSync dinonaktifkan. Dalam album ini, arah musik Justin Timberlake dkk menjurus ke yang lebih edgy. Dancepop yang mereka tackle lebih kasar, pun balada yang mereka dendangkan lebih menyayat. Tersimpul berikut duet bersama Joe dalam ‘I Beliene In You’ membungkus keping disc pertama dalam essential experience dari ‘NSync ini.

Paruh kedua dispesialkan bagi pengikut setia ‘NSync yang butuh memegang bukti rekaman yang sebelumnya tak tersedia di album. Dibanjiri oleh lagu yang disumbangkan untuk karya film, mengingatkan kita betapa aktifnya mereka menginput nama pada deretan artis pengisi soundtrack. Untuk “On The Line”; ‘On The Line (feat. Lance Bass, Joey Fatone, Mandy Moore, Christian Burns, True Vibe)’, ‘That Girl (Will Never Be Mine)’, dan ‘Falling’, untuk “Pokemon: The First Movie”; ‘Somewhere, Someday’, untuk “Tarzan”; ‘Trashin’ The Camp (with Phil Collins)’, untuk “Light It Up”; ‘If Only in Heaven’s Eyes’, untuk “How The Grinch Stole Christmas”; ‘You Don’t Have To Be Alone’, untuk “Longshot”; ‘Feel The Love’, dan untuk “Sesame Street”; ‘Believe In Yourself’.

Cinta kepada album ini kian maksimal saat mendengarkan paduan vokal JT, JC Chasez, Lance, Joey, dan Chris mendaur ulang lagu ‘More Than A Feeling’ sehingga mendapatkan feeling yang benar-benar beda. Keajaiban itu terulang saat ‘The Lion Sleeps Tonight’ dan ‘Everything I Own’. They didn’t just take on the songs, but they ruled them. Mereka bahkan masih berkuasa saat Alabama yang mengolah ‘God Must Have Spent A Little More On You’ ke dalam versi country. Vibe berubah, tapi tidak dengan meaning. Saya berani beri album ini A+. Meskipun awal-awalnya cacat yang saya ungkap, selanjutnya adalah kelebihan yang justru membuat album ini sebagai sebuah kesempurnaan!

(CreativeDisc)

(1.012 views)