Sepanjang Bulan Mei Kabupaten Jember menegalami deflasi 0,68 persen. angka ini merupakan terendah kedua di jawa timur setelah madiun. meski demikian, tim pengendali inflasi daerah memprediksi bulan juni mendatang deflasi tidak bisa dipertahankan lagi, akibat rencana pemerintah menaikkan harga bbm.
Deputi Direktur Bank Indonesia Jember yang juga Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah Mohammad Nur Zainudin menjelaskan, koreksi harga terbesar terjadi pada komoditas cabe rawit dan bawang merah, sebagai dampak tercukupinya kebutuhan lokal. sebab sepanjang bulan mei sedang memasuki masa panen.
Selain itu penurunan harga emas yang mengikuti penurunan harga emas internasional akibat belum kondusifnya perekonomian dunia, juga memicu terjadinya deflasi. meski dua bulan terakhir terjadi deflasi, diperkirakan bulan juni deflasi tidak bisa dipertahankan lagi. inflasi diperkirakan terjadi akibat berkurangnya volume panen. ditambah lagi rencana pemerintah menaikkan harga bbm, serta musim masuk dan liburan sekolah yang memicu terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat.
Atas kondisi ini tim pengendali inflasi daerah merekomendasikan kepada pemerintah daerah, untuk melakukan upaya meminimalisir dampak kenaikan bbm. salah satunya dengan melakukan koordinasi dengan organda, agar kenaikan tarif angkutan yang terjadi bisa terkendali.
Mengusulkan peningkatan efektifitas re-alokasi pupuk bersubsidi antar kecamatan juga dirasa perlu segera dilakukan, mengingat pada bulan juni masyarakat jember yang mayoritas berprofesi sebagai petani sedang memasuki musim tanam.
(1.017 views)