MUI Catat Ada Tujuh Konflik Keagamaan Muncul Di Jember

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jember, mencatat sejak Tahun 2011 hingga Awal September 2012, ada tujuh konflik keagamaan yang terjadi di Jember.

Ketua MUI Kabupaten Jember, Abdul Halim Subahar menjelaskan, konflik tersebut diantaranya, Aliran Qodriyatul Qosimiyah yang terjadi di Wuluhan, Konflik Rabbani di Sumbersari, kasus penghapusan lafadz Allah dengan sepatu, dan terakhir Konflik Syiah Di Puger.

Menurut Guru Besar STAIN Jember ini, ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya konflik Keagamaan Di Jember. Namun yang paling dominan, disebabkan karena perebutan pengaruh seseorang di tengah- tengah masyarakat.

Selain itu lanjut Halim, keterbatasan keilmuan yang dimiliki oleh seseorang, dan motivasi pelaksanaan ibadah yang kurang tepat, sehingga menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat, juga bisa menyebabkan konflik.

Halim berharap kepada seluruh lapisan masyarakat, jika menemukan faham keagamaan, yang berbeda dengan faham masyarakat sekitar, untuk segera melaporkan kepada MUI atau aparat kepolisian. Dia juga menghimbau, agar masyarakat tidak mudah terprovokasi, hingga berbuat anarkis dan main hakim sendiri.

(1.672 views)
Tag: