Ketua Komisi D DPRD Jember Ayub Junaedi terkejut mendengar Kabar Jember menempati posisi teratas dengan jumlah buta aksara terbanyak di Indonesia. Padahal sebelumnya Kabupaten jember mendapat penghargaan sebagai kabupaten terbaik dalam penuntasan buta aksara.
Menurut Ayub, saat ini yang belum jelas data tersebut merupakan data buta aksara diusia produktif atau data secara keseluruhan. Jika memang data tersebut merupakan data keseluruhan termasuk usia produktif, berarti pemerintah daerah gagal memanfaatkan dana besar yang diberikan untuk dunia pendidikan.
Tingginya angka buta aksara di jember merupakan tamparan keras bagi dunia pendidikan. Komisi D akan mempertanyakan persoalan ini kepada kepala dinas pendidikan, termasuk juga mengklarifikasi data tersebut kepada dirjen pendidikan masyarakat. Jika memang data tersebut benar, dalam perubahan APBD September mendatang, data ini akan dijadikan acuan untuk membuat progam strategis sebagai upaya penuntasannya. Jika memang anggaran yang diberikan selama ini kurang, mau tidak mau harus ada penambahan anggaran dalam APBD.
Diberitakan sejumlah media massa nasional sebelumnya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat mengeluarkan rilis angka buta aksara tahun 2011. Dalam data tersebut Kabupaten Jember berada diurutan pertama, dengan jumlah 204 ribu lebih. Data tersebut kontra produktif dengan diberikannya penghargaan kepada Kabupaten Jember, sebagai kabupaten terbaik dalam penuntasan buta aksara dari presiden. Apalagi penghargaan tersebut diberikan bukan hanya sekali, tetapi hingga 2 kali yakni tahun 2007 dan 2009 lalu.
(1.013 views)