Petani tembakau yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau Jember, mengaku terancam gulung tikar karena akan mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. Untuk itu, senin mereka mendesak Bupati Jember MZA Djalal, untuk turun tangan terkait anjloknya harga tembakau kasturi dan rajang.
Ditemui di Gedung DPRD Jember, Senin pagi, Wakil Ketua APTK Jember Hendro Handoko menjelaskan, Tahun 2012 harga tembakau kasturi dan rajang menurut drastic. Tahun 2011 lalu, harga tembakau kasturi bisa mencapai 47 ribu rupiah per kilogram, namun untuk tahun ini hanya 25 ribu rupiah.
Padahal lanjut Handoko, jika dibandingkan dengan tahun lalu, biaya produksi tahun ini juga mengalami kenaikan. Tahun 2012 biaya produksi bisa mencapai 30 juta lebih per hektarnya, sedangkan tahun 2011 lalu berkisar 27 juta rupiah.
Handoko mensinyalir, anjloknya harga tembakau kasturi dan rajang tersebut, disebabkan karena sejumlah pengusaha tembakau, juga ikut menanam dengan luas lahan mencapai ratusan hektar. Padahal sesuai aturan, pengusaha tembakau hanya dipebolehkan menanam maksimal 5 hektar. Itupun harus mendapat rekomendasi dari bupati langsung.
Handoko berharap agar aspirasi Petani Tembakau Di Jember, benar- benar didengar oleh Bupati Jember. Paling tidak, bupati melakukan intervensi terhadap gudang- gudang pembelian, agar menaikkan harga belinya. Selain itu, bupati juga harus turun tangan, terkait adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan pengusaha tembakau, yang ikut menanam dengan luas lahan, melebihi aturan yang ada.
(1.033 views)