Sejumlah tokoh masyarakat yang tergabung dalam Lajnah Pembinaan Akhlah Islamiyah  (LPAI) Jember, Sabtu siang, mendatangi Kantor Perumahan The Argopuro, di Jalan Gajah Mada Kaliwates. Kedatangan mereka untuk melakukan klarifikasi, terkait adanya rencana pembangunan rumah ibadah, yang diduga tidak procedural.

Usai melakukan pertemuan, Ketua LPAI Jember, KH Hamid Hasbullah mengatakan, ternyata setelah dikroscek ada dugaan pemalsuan tanda tangan warga, sebagai persetujuan pembangunan rumah ibadah.

Hamid mengaku tidak akan mempersoalkan pembangunan rumah ibadah, asalkan dilakukan dengan prosedur yang benar. Sebab asas negara Indonesia adalah Pancasila, yang mengakui adanya keberagaman.

Namun kata Hamid, jika memang belum mendapat persetujuan warga, dan ijin dari Pemkab Jember, ia menghimbau agar tidak melanjutkan rencana tersebut. Sebab itu akan menyulut amarah warga.

Sementara itu Pimpinan Proyek Perumahan The Argopuro, Eko Sudarsono mengaku, sebenarnya pihak pengembang sudah menyediakan fasilitas rumah ibadah umum, seperti masjid dan gereja. Namun katanya, untuk aliran agama tertentu, pengembang tidak menyediakan.

Memang lanjut Eko, beberapa waktu silam, ada sekelompok keyakinan, yang menginginkan pendirian rumah ibadah di Komplek Perumahan The Argopuro. Hanya saja katanya, pihak pengembang sudah memberikan rambu- rambu, bahwa pendirian rumah ibadah harus mendapat persetujuan warga sekitar, dan Pemkab Jember.

Jika syarat tersebut belum dipenuhi, maka pihak pengembang tidak akan memberikan persetujuan. Dan faktanya kata Eko, sampai hari pihaknya belum mendapat surat persetujuan dari Pemkab Jember, terkait rencana pendirian rumah ibadah tersebut.

Lebih lanjut Eko menjelaskan, terkait adanya bukti persetujuan tanda tangan warga, ia mengaku tidak tahu menahu. Namun untuk tanda tangan persetujuan pimpinannya, Eko menduga ada pemalsuan. Sebab di dalam surat tersebut, tidak dicantumkan persetujuan dari Pemkab Jember.

(1.078 views)