Sekolah tanggap bencana perlu di giatkan lagi, karena ternyata tidak semua sekolah mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan ketika terjadi bencana. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Jember Ahmad Sudiono kepada sejumlah wartawan.
Menurut Ahmad, saat ini dirinya mulai mencoba membuat kurikulum sekolah tanggap bencana, melalui kegiatan ekstrakurikuler. Bukan hanya tindakan saat terjadi bencana, tetapi juga penanganan pertama ketika terjadi bencana. Bahkan menanamkan prilaku ramah lingkungan kepada siswa juga harus dilakukan
Sebagai langkah awal, dinas pendidikan sudah menganggarkan sedikitnya 200 juta rupiah pada tahun 2011, untuk pengadaan tandu dan obat-obatan. Karena keterbatasan anggaran, sekolah yang belum bisa mendapatkan bantuan tahun ini akan diberikan tahun depan.
Lebih jauh ahmad menerangkan, masing-masing sekolah nantinya diwajibkan mengirimkan satu orang gurunya, untuk di didikĀ dan dilatih tanggap bencana. Dari guru inilah nanti ditularkan kepada seluruh siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.
(1.401 views)