Meski 300 lebih guru asal Jember dinyatakan gagal sertifikasi oleh pusat, kuota guru penerima sertifikasi asal jember tetap terpenuhi hampir 3 ribu orang. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Jember Ahmad Sudiono kepada sejumlah wartawan.
Menurut Ahmad, dalam rapat bersama PGRI Seluruh Kabupaten Jember yang juga dihadiri Ketua PGRI Jawa Timur di hotel rembangan 29 april lalu, dirinya menawarkan kepada PGRI, apakah 300 lebih guru yang dinyatakan gagal ini digantikan oleh calon peserta diurutan bawahnya, atau dibiarkan saja dengan memperjuangkan 300 orang tersebut.
Hasilnya diputuskan untuk sementara waktu digantikan oleh urutan dibawahnya, agar kuota jember tidak hangus. Mengingat pusat memberikan batas waktu 30 april pendaftaran sertifikasi sudah ditutup. Meski demikian Dinas Pendidikan dan PGRI akan tetap memperjuangkan 300 orang yang dinyatakan gagal ini ke pusat. Jika bisa diterima, otomatis nomor urutan dibawahnya akan kembali tergeser, tetapi jika terpaksa tidak bisa diterima, dinas pendidikan minta jaminan 300 orang yang dinyatakan gagal tahun ini, diprioritaskan sertifikasi tahun depan.
Ahmad berharap kesadaran guru-guru yang dinyatakan gagal tahun ini untuk digantikan kriteria yang mungkin berada dibawahnya. Pertimbangannya hanya agar Kuota Jember tahun ini tidak hangus begitu saja. Persoalan ini muncul menurut Ahmad, karena saat ini pusat menggunakan sistem online.
Kelemahan sistem online lanjut Ahmad, satu data saja berbeda otomatis ditolak. Padahal data yang dimiliki pusat data per desember, sementara pemberkasan dilakukan per april. Sehingga dalam rentang waktu desember sampai april tersebut ada beberapa guru yang menyertakan ijasah S1 atau S2 yang baru saja diperolehnya
(1.387 views)