Persoalan pengangguran selalu menjadi problem teresndiri bagi bangsa ini, termasuk juga Kabupaten Jember. Berdasarkan data di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinisi Jawa Timur, angka pengangguran mencapai pada bulan februari 2009 mencapai 5,87. Jika dibandingkan dengan februari tahun 2008, memang mengalami penurunan, hanya saja tidak terlalu signifikan, yakni sekitar 0,37 persen. Angka tingkat pengangguran terbuka februari tahun 2008 mencapai 6,24 persen. Terkait persoalan tersebut, berapa angka pengangguran di jember? Kemudian, bagaimana pula upaya pemkab menanggulangi angka pengangguran?
Kegiatan Job Market Fair (JMF) yang digelar setiap tahun oleh Pemkab Jember, mampu mengurangi angka pengangguran. Berdasarkan data di Dinas Tenaga Kerja Jember, setiap tahunnya, event JMF mampu menyerap tenaga kerja mencapai 500-600 orang.
Pada tahun 2008 lalu, event JMF mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 675 orang, sedang pada tahun 2009, JMF menyerap hampir 700 orang. Demikian ungkapan Kepala Disnakertrans Jember, Mohammad Tamrin.
Menurut Tamrin, kegiatan JMF merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pihaknya, untuk mengurangi angka pengangguran. Terbukti kata dia,angka pengangguran di jember berkurang. Lama tahun 2009/ pengangguran di jember hanya sekitar 40 ribu orang. Tamrin menambahkan,angkatan kerja selama tahun 2009 mencapai 1 juta lebih. Itu artinya, masyarakat yang sudah bekerja lebih dari 50 persen.
Lebih jauh Tamrin menjelaskan, faktor tingginya masyarakat yang masih belum mendapatkan pekerjaan, disebabkan persoalan kompetensi atau skill. Masyarakat Jember yang mempunyai skill khusus, jumlahnya sangat minim.
Tamrin berharap, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih diperbanyak oleh dinas pendidikan. Pihaknya akan mengkomunikasikan gagasan ini kepada dinas pendidikan. Dia yakin, jika jumlah SMK diperbanyak, maka persoalan pengangguran akan bisa tearatasi.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jember, Miftahul Ulum mengatakan, memang angka pengangguran di jember menurun. Hanya saja jumlahnya tidak terlalu signifikan. Ulum menambahkan, persoalan pengangguran merupakan masalah kompleks. Seseorang dikatakan menganggur, tidak hanya diukur dengan belum mendapatkannya pekerjaan. Namun, harus dilihat terlebih dahulu, ketersediaan lapangan kerja dan jumlah dan angkatan kerja.
Di jember sendiri lanjut Ketua DPC PKB Jember itu, lahan pekerjaan masih sangat minim. Hal ini tidak terlepas, Jember bukan kawasan industri namun agraris.
Tidak jauh berbeda dengan Ulum, Anggota Komisi D DPRD Jember, Dari Fraksi Partai Golkar, Kholil Asyari mengatakan, angka pengangguran di jember memang mengalami penurunan, hanya saja, jumlahnya tidak terlalu signifikan.
Kholil menambahkan, untuk lapangan pekerjaan yang tersedia pun, jumlahnya sangat mnim. Jadi jangan hera, ketika masyarakat jember, banyak yang memilih bekerja di luar negeri, daripada ikut program transmigrasi. Meski demikian, politisi Asal Puger ini, tetap mengapresiasi usaha yang dilakukan oleh Pemkab Jember, untuk mengurangi angka pengangguran.
(2.799 views)