50 persen lebih Pengurus Anak Cabang Demokrat Jember menolak turunnya rekomendasi DPP terhadap pasangan calon bupati atau wakil bupati. Pasalnya sampai saat ini proses penjaringan yang dilakukan DPC dan DPD propinsi masih belum tuntas. Bahkan rencananya Rabu besok DPD Demokrat Jawa Timur baru akan mengadakan fit and proper test.
Ketua PAC Sumbersari Hari Purwanto mengatakan, 20 dari 31 Pengurus Anak Cabang menolak adanya rekom kepada pasangan cabup-cawabup. Sebab tahapan penjaringan saja masih belum tuntas, sehingga tidak selayaknya DPP mengeluarkan rekomendasi. Apalagi kabarnya rekom tersebut turun kepada wakil bupati Abdullah Samsul Arifin yang jelas-jelas tidak mendaftar melalui Demokrat.
Hari berharap baik tim 9 maupun DPC Demokrat Jember tidak hanya diam seperti banci, ketika partainya di Jember diacak-acak oleh orang lain yang berkepentingan. Persoalan ini bukan hanya persoalan pemilu kada, tetapi kehormatan Demokrat sebagai partai politik. Jika ingin partai menjadi besar seharusnya semua prosedur yang ada termasuk juklak dan juknis penjaringan dilaksanakan dengan benar.
Senada dengan Hari, ketua PAC Jombang Syaifudin Zuhri mengatakan Demokrat mengusung calon bupati dan wakil bupati melalui sistem penjaringan. Sehingga siapapun baik dari internal maupun dari eksternal Demokrat memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan rekomendasi. Calon yang akan diusung harus bedasarkan aspirasi dari bawah, bukan DPP memutuskan sendiri layaknya dictator. Apalagi yang mendapat rekom bukan yang mendaftar dari Demokrat. Syaifudin menegaskan yang ditolak oleh PAC bukan siapa yang mendapatkan rekom, tetapi lebih kepada prosedur turunnya rekom yang tidak sesuai mekanisme.
Ddua belas calon yang mendaftar lanjut Syaifudin besok akan berangkat secara bersamaan ke Surabaya untuk mengikuti fit and proper test. Bahkan seluruh PAC akan ikut mendampingi para kandidat sekedar untuk memberikan suport moral. PAC tidak mempermasalahkan siapapun yang akan mendapatkan rekomendasi asal turunnya rekomendasi sesuai dengan juklak dan juknis yang sudah ada.
Sementara salah satu anggota tim 9 DPC Demokrat Jember Anang Murwanto saat dikonfirmasi mengatakan, memang rekomendasi pasangan cabup-cawabup merupakan kewenangan DPP. Bisa jadi DPP sudah menerima laporan ataupun survey independent terhadap kapasitas masing-masing bakal calon sebelum menurunkan rekomendasi. Tetapi sejauh ini tim 9 maupun DPC Demokrat Jember sendiri belum menerima rekomendasi tersebut.
Anang mengakui turunnya rekomendasi ini bisa jadi menimbulkan polemik di internal Demokrat Jember. Anang melihat hal ini merupakan sebuah dinamika politik menjelang pemilu kada. Bukan hanya di Demokrat, Anang yakin dinamika politik seperti ini juga terjadi di partai lain. Untuk meminimalisir resiko tersebut lanjut Anang dalam waktu dekat akan ada utusan DPD Demokrat Jawa Timur datang ke Jember untuk menjelaskan kepada jajaran pengurus hingga di tingkat bawah.
Anang mengakui ketimpangan jadwal penjaringan calon bupati merupakan salah satu kelemahan di internal Demokrat. Sebab selama ini baik DPC maupun DPD tidak mengetahui jadwal turunnya rekom. Sehingga tim 9 membuat jadwal dengan mereka-reka sendiri. Ternyata saat fit and proper test direncanankan hari Rabu besok ternyata rekom sudah turun terlebih dahulu.
Anang berharap persoalan turunnya rekomendasi ini tidak menimbulkan perpecahan di internal Demokrat. Semua masih bisa dibicarakan, dan yang terpenting lanjut Anang, persoalan rekomendasi adalah hak dan kewenangan DPP. Apapun keputusan DPP merupakan keputusan tertinggi. Jika semua pihak menyadari hal ini Anang yakin Demokrat akan tetap solid menghadapi pemilu kada mendatang.
(1.063 views)