Bulan Januari 2010 diprediksi merupakan puncak penyebaran penyakit demam berdarah. Jika sepanjang tahun 2005 lalu penderita demam berdarah di Jember mencapai 600 orang, dinas kesehatan Jember memprediksi bulan Januari 2010 bisa mencapai 400 orang. Meski demikian dinas kesehatan masih belum menetapkan demam berdarah sebagai kejadian luar biasa atau KLB, karena masih dibawah batas maksimal tahun 2005 lalu.

Kepala dinas kesehatan Jember dokter Olong Fajri Maulana menuturkan, total 400 kasus pada bulan Januari besar kemungkinan bisa ditekan, jika progam pemberantasan sarang nyamuk dan gerakan Jumat bersih yang mulai dicanangkan sejak Jumat besok dilakukan dengan maksimal.

Upaya yang dilakukan dinas kesehatan sendiri lanjut Olong, akan mempercepat respon time fogging ketika ditemukan adanya penderita DB. Memang prosedurnya yang bisa memastikan pasien positif DB hanya rumah sakit, baru kemudian mengirimkan pemberitahuan ke dinas kesehatan. Tetapi agar proses lebih cepat jika ada warga yang menduga kuat salah satu tetangganya terserang DB, bisa langsung memberitahu dinas kesehatan. Sehingga dinas kesehatan bisa langsung mengecek ke rumah sakit.

Sebab menurut Olong, fogging baru akan dilakukan jika di daerah tersebut positif terdapat penderita DB. Untuk daerah yang aman tidak akan dilakukan fogging, karena dikhawatirkan justru menimbulkan resisten atau kebal. Pelaksanaan fogging tidak kenai biaya karena sudah ada dalam anggaran APBD.

Sementara dari data dinas kesehatan, pada bulan Desember lalu di kabupaten Jember tercatat 188 orang terserang demam berdarah dengan 1 orang diantaranya meninggal dunia. Sementara bulan Januari tercatat 176 orang dengan 3 orang diantaranya meninggal dunia.

Direktur pelayanan medis RSUD Subandi dokter Bagas Kumoro mengatakan, dua pasien DB yang meninggal dunia akibat keterlambatan pertolongan. Saat dibawa ke RSUD Subandi pasien sudah mengalami dengue shock syndrome sehingga tim dokter yang menangani kesulitan untuk menstabilkan kembali kondisinya.

(992 views)