Pemilihan Umum Kepala Daerah memang masih jauh pelaksanaannya, namun dari sekian banyak Partai Politik Di Jember, baru Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Jember, yang sudah mendaklarasikan siapa calon bupati yang akan diusung. Partai politik lain, sebut misalkan, PKB, PDIP, Demokrat, sebagaimana yang telah dibahas beberapa waktu lalu, belum menyatakan secara resmi siapa calon bupati yang akan disung. Kaitannya hal ini, bagaimana peluang PKNU pada Pemilu Kada mendatang? Apa alasan PKNU mengusung Calon Incumbent? Bagaimana prediksi pengamat politik?
PKNU merupakan salah satu partai baru pada Pemilu Legislatif lalu, hanya saja, wajah-wajah pengurus partai, mulai dari pusat hingga cabang bukan wajah baru lagi. Di Jember, pada Pemilu Legislatif lalu, PKNU berhasil meraih 6 kursi.
Soal penetapan ini, Ketua DPC PKNU Jember, Lutfi Baihaqi mengatakan, banyak alasan mengapa PKNU mengusung calon incumbent. Salah satunya, keberhasilan membangun Jember selama hampir lima tahun. Dikatakan, tidak hanya itu, keputusan PKNU ini juga didasarkan pada pertemuan alim ulama, yang memutuskan untuk mengusung calon incumbent.
Meski demikian lanjut Lutfi, pihaknya masih akan melakukan koordinasi dengan seluruh PAC dan Ranting, sebab mereka ujung tombak partai terutama di basis massa. Untuk itulah, dalam waktu dekat, DPC PKNU Jember akan segera membentuk desk pemilu kada, serta tim pemenangan.
Mengenai siapa pendampingnya, menurut Lutfi, pihaknya masih melakukan komunikasi dengan partai lain. Tidak menutup kemungkinan, calon wakil bupatinya akan diambilkan dari kader partai sendiri.
Tidak jauh berbeda dengan Lutfi Baihaqi, Ketua Fraksi Kebangkitan Nasional Ulama (FKNU) DPRD Jember, Muhammad Jufriyadi menyatakan, setelah DPC memutuskan untuk mengusung calon incumbent, FKNU menggagas tiga hal. Pertama, PKNU melakukan komunikasi dengan seluruh Fraksi Di DPRD Jember. Kemudian, seluruh Anggota DPRD Jember FKNU, mensosialisasikan kepada seluruh konstituen, di masing-masing dapil.
Jufriyadi menilai, pendapat yang menyatakan, MZA Djalal masih sulit untuk ditandingi oleh calon siapapun, masih asumsi politik, jadi pihaknya tidak mau terlena dengan asumsi tersebut. Sebab, dalam kamus politik dalam hitungan detik, bisa saja terjadi perubahan.
Jufriyadi menambahkan, disamping membangun koalisi dengan partai di parlemen, FKNU hingga hari ini membangun komunikasi dengan partai non parlemen. Menurut dia, PKNU akan merangkul semua parpol pada Pemilu Kada mendatang.
Begitulah, rupanya PKNU dan fraksinya di DPRD Jember, sudah melakukan sedemikian rupa untuk memenangkan calonnya. Akademisi Fakultas FISIP Universitas Jember, Ahmad Habibulah sebelumnya mengatakan, Pemilihan Kepala Daerah berbeda dengan Pemilu Legislatif. Faktor sosok calon bupati yang akan disung oleh parpol, sangat berpengaruh terhadap pilihan masyarakat.
Jadi menurutnya, semua partai politik mempunyai peluang sama untuk memenangkan Pemilu Kada. Apalagi masyarakat saat ini, sudah sangat arif dalam menetukan pilihannya.
Mengenai persoalan koalisi, Habib memprediksikan, tidak akan menjamin koalisi yang terbangun pada Pilpres lalu, akan kembali terbangun pada Pemilu Kada. Akan tergantung kepada kebutuhan lokal masing-masing daerah. Hanya saja menurut dia, kecendrungan koalisi parpol, akan mengarah kepada pragmatisme belaka.
(1.684 views)