Dalam waktu dekat, kabarnya Dinas Pendidikan Jember, akan mengirimkan 24 siswa dan guru berprestasi ke Kanada. Hanya yang menjadi persoalan, pengiriman siswa dan guru beprestasi ini, kabarnya masih dikenakan biaya. Tak tanggung-tanggung, per orang dikabarkan harus membayar biaya sebesar 7 juta rupiah. Yang menjadi pertanyaan adalah, jika memang program ini sejenis pertukaran pelajar, mengapa masih harus dikenakan biaya? Kemudian, bagaimana sikap wakil rakyat terkait program ini? Lalu, bagaimana pula pandangan pengamat pendidikan?
Rencananya program pengiriman siswa dan guru berprestasi ini, akan dilaksanakan awal bulan Januari tahun 2010 mendatang. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Ahmad Sudiyono, dana sebesar 7 juta tersebut, sudah mendapatkan persetujuan orang tua dan pihak sekolah. Menurutnya, dispendik berusaha setransparan mungkin, terkait pendanaan ini.
Ketika dikonfirmasi, mengapa program ini masih dikenakan biaya? Menurut Ahmad, biaya tersebut merupakan permintaan sharing dari Pemerintah Kanada. sebenarnya kata dia, jika dibandingkan dengan biaya dan fasiltias di Kanada, biaya tersebut masih belum seberapa.
Apalagi di Kanada nanti, mereka akan memperoleh segudang pengalaman dan ilmu, yang bisa dibawa pulang ke Jember, untuk dijadikan bahan perbandingan. Serta diharapkan, mampu membuat perubahan bagi Dunia Pendidikan Jember.
Mengenai proses penentuan siswa dan guru, menurut Ahmad, dari 24 orang tidak semua melalui seleksi, melainkan langsung ditunjuk oleh Pemerintah Kanada. Kemudian kata dia, bagi mereka yang ditunjuk, sebelum pemberangkatan, akan mendapatkan bimbingan termasuk peningkatan bahasa.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jember, Miftahul Ulum, menyambut rencana ini. Menurutnya, dengan program ini, diharapkan guru dan murid yang akan berangkat ke luar negeri, dapat membandingkan antara sistem pembelajaran disana dengan Jember. Hanya saja lanjut Ulum, dirinya tidak habis pikir mengapa masih dikenakan biaya tambahan. Semestinya, jika program ini sejenis penghargaan maka hendaknya digratiskan. Ulum khawatir, siswa dan guru yang akan dikirim, ternyata dari kalangan kurang mampu sehingga mereka masih bingung untuk mencari biaya tersebut.
Ulum juga mengaku, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan laporan dari dinas pendidikan, terkait program ke kanada ini. Ulum berharap, dinas pendidikan harus menjelaskan dengan transparan kepada masyarakat, khususnya wali murid dan sekolah. Agar di kemudian hari lanjut Ulum, tidak ada prasangka buruk terhadap dinas pendidikan, selaku fasilitator program ini.
Senada dengan Ulum, Ketua Paguyuban Orang Tua Dan Komite Sekolah, Hakman Tumanggor juga menyambut program ini. Hanya saja kata dia, mengapa program ini masih dikenakan biaya.
Dinas pendidikan kata Tumanggor, harus bisa menjelaskan kepada masyarakat, khususnya orang tua murid terkait biaya tersebut, sebab menurutnya, sebagai fasilitator dispendik harus bisa memberikan rincian penggunaan biaya tersebut.
(1.424 views)
Apa benar ya itu pertukaran pelajar Vancouver English Centre?? Karena saya terpilih dari SMP2 tapi kok programnya aneh ya? Terimakasih tolong dibalas