Beragam fasilitas bakal dinikmati oleh wakil rakyat yang baru, mulai dari mobil, rumah, tunjangan komunikasi, bahkan dalam waktu dekat 49 Anggota DPRD Jember, bakal diberi kredit lunak oleh salah satu bank. Cukup dengan menunjukkan SK sebagai Anggota DPRD Jember, wakil rakyat sudah berhak mengajukan pinjaman kredit. Besaran kredit pun tergantung niatan wakil rakyat, yang akan meminjam. Jika memang demikian persoalannya, sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, akankah seluruh wakil rakyat mengajukan kredit ini? Lalu, bagaimana komentar wakil rakyat terhadap fasilitas ini? Kemudian, bagaimana pula komentar pengamat?
Keberadaan kredit lunak dari salah satu bank ini, sudah ada sejak periode lalu. Bahkan pada periode lalu, sebagian wakil rakyat ada yang mengajukan. Demikian Ungkapan Anggota DPRD Jember Dari Fraksi Annur, Abdul Ghafur. Menurutnya, pada periode lalu dirinya memang sengaja tidak mengajukan kredit, lantaran tidak terlalu membutuhkan, namun untuk periode kali ini, Ghafur memastikan akan memanfaatkan fasilitas ini.
Apalagi lanjut Ghafur, pengeluarannya menjelang hari raya semakin banyak, mulai dari memberi bingkisan kepada konstituen, hingga ke pengurus partai di tingkatan ranting. Apalagi kata dia, biaya yang ia keluarkan selama pemilu legislatif lalu jumlahnya sangat banyak.
Jika Abdul Ghafur berencana akan mengajukan kredit, namun Fraksi Keadialan Sejahtera (FKS), justru melarang seluruh anggotanya untuk mengajukan kredit tersebut. Menurut Ketua FKS DPRD Jember, Yuli Priyanto, larangan untuk mengajukan kredit tersebut, tertuang dalam Surat Edaran Dewan Syariah DPD PKS Tingkat I Jawa Timur.
Menurut Yuli, alasan dewan syariah melarang seluruh anggota DPR di seluruh Jawa Timur, memanfaatkan kredit tersebut ialah, adanya kekhawatiran unsur riba dalam bungan bank. Yuli menambahkan, sejauh ini dirinya sudah mensosialisasikan kebijakan tersebut kepada seluruh anggota FKS dan hasilnya seluruh anggotanya berkomitmen untuk tidak memanfaatkan fasilitas tersebut.
Lain lagi dengan Ila Yadhalubi. Anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) ini, masih akan mengkonsultasikan hal tersebut dengan orang tuanya pasalnya hingga hari ini, Ila panggilan akrabnya masih melajang. Seandainya kata Ila, orang tuanya tidak mengizinkan untuk mengambil kredit lunak tersebut, dirinya akan mematuhi hal tersebut.
Lebih jauh Ila menjelaskan, yang paling penting saat ini, dirinya masih fokus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dan akan berusaha mengutamakan kepentingan masyarakat.
Sementara itu, Aktifis Kelompok Kerja Pemberantarasan Korupsi (KKPK) Jember, Suharyono menjelaskan, sebenarnya anggota dewan tidak layak untuk mendapatkan pinjaman lunak dari perbankan, sebab, fasilitas yang mereka dapatkan sudah sangat banyak.
Lebih baik lanjut Suharyono, pinjaman tersebut dialihkan kepada kelompok pengusaha kecil dan menengah. Apalagi untuk saat ini, mereka lebih membutuhkan daripada wakil rakyat. Suharyono juga menghimbau kepada seluruh wakil rakyat, agar tetap memprioritaskan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadinya. Mereka terpilih menjadi anggota dewan lantaran masyarakat, jadi sudah sepatutnya memprioritaskan kepentingan masyarakat.
(1.741 views)