Lakukan Aksi Protes, Belasan Petani Tebu Bakar Lahannya Sendiri

Belasan petani tebu di kecamatan Semboro, Selasa siang mulai membakar dan mengganti tanaman di lahan mereka, dari tebu menjadi tanaman palawija. Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes petani, karena merasa tidak ikut menikmati kenaikan harga gula saat ini.

Seperti diungkapkan salah satu petani Ahmad Taruna. Menurut Taruna, meski harga gula saat ini menembus angka 9 ribu rupiah per kilogram, petani tetap hanya mendapatkan harga dasar gula senilai 5.350 rupiah. Keuntungan besar justru diperoleh investor yang memberikan dana talangan kepada petani.

Meski dengan harga dasar petani mendapatkan keuntungan, menurut Taruna jauh lebih besar keuntungan petani palawija. Sebab tanaman tebu hanya satu kali musim pertahun, sementara palawija bisa 3 kali musim pertahun.

Senada dengan Ahmad Taruna, Nurdin juga mengaku sudah mengalihkan lahannya untuk menanam jagung. Menurut Nurdin selain aturan main yang tidak jelas, kerusakan mesin di PG Semboro membuat kerugian petani semakin besar.

Apabila tebu terlanjur ditebang dan didiamkan hingga berhari-hari, dipastikan rendemen tebu akan turun drastic. Jika tidak segera ditebang dikhawatirkan akan memasuki musim penghujan, sehingga selain rendemen turun ongkos angkutan juga akan menjadi lebih mahal.

Ketua Paguyuban Petani Tebu Rakyat PPTRI Ali Fikri mengatakan, dari catatannya untuk di Jember saja per Agustus lalu sudah hampir 2 ribu hektar lahan tebu beralih fungsi menjadi lahan palawija. Jika rata-rata per hektar mampu memproduksi 60 ton, berarti ada penurunan produksi hampir 120 ribu ton tebu.

Direksi PTPN lanjut Fikri, terkesan menyembunyikan realita penurunan lahan tebu ini. Jika ini tidak diungkap, pemerintah dalam menghitung produksi gula nasional dipastikan akan salah, sehingga otomatis prediksi stok gula juga salah.

Pernyataan petani tebu ini sekaligus menepis pernyataan ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat APTRI Arum Sabil sebelumnya. Arum sebelumnya membantah terjadinya penyempitan lahan tebu di Jember. Justru menurut Arum, petani yang beralih menanam tebu justru semakin banyak seiring membaiknya harga gula internasional.

Sementara administratur pabrik gula Semboro hingga berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi. Ketika sejumlah wartawan mendatangi kantor PG Semboro administratur tidak bersedia menemui.

(1.004 views)
Tag: