Menjelang lebaran sejumlah harga kebutuhan pokok di pasaran mulai merangkak naik. Meski demikian ada beberapa pihak yang justru diuntungkan dengan kenaikan harga ini, salah satunya adalah petani tebu. Sebab dengan naiknya harga gula, sharing keuntungan antara petani dan pabrik gula jutru semakin tinggi.
Demikian disampaikan ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat atau APTRI HM. Arum Sabil. Menurut Arum, kenaikan harga gula bukan semata-mata karena mendekati lebaran, tetapi juga karena kenaikan harga dasar gula internasional. Sehingga industri makanan dan minuman yang biasanya menggunakan gula import, saat ini mulai beralih ke gula local, dengan pertimbangan harga gula lokal mampu bersaing dengan harga gula impor.
Otomatis dengan kondisi ini hukum pasar berjalan, permintaan meningkat harga akan ikut naik. Kenaikan harga gula ini menimbulkan keuntungan yang luar biasa baik bagi petani maupun pabrik gula. Sebab dari harga gula, petani akan mendapatkan sharing keuntungan 60 persen dan yang 40 persen untuk pabrik gula yang kemungkinan besar akan digunakan untuk revitalisasi pabrik gula. Sehingga ada perbaikan kapasitas terpasang utuk meningkatkan daya trampung penggilingan tebu.
Pernyataan ketua APTRI Arum Sabil ini sekaligus menepis rumor bahwa akibat selalu merugi, petani tebu banyak yang beralih menanam jagung. Padahal realita dilapangan luas lahan tebu milik petani khususnya di Jember semakin meningkat, seiring tingginya harga gula internasional.
Meski demikian Arum berharap masyarakat tidak panic. Memang besarnya permintaan dari industri makanan dan minuman menyebabkan suplay and demand terganggu. Meski demikian dengan total produksi Jawa Timur sebanyak 1 juta ton pertahun, dipastikan stok gula lokal masih dalam kondisi aman. Sebab kebutuhan gula Jawa Timur hanya 600 ribu ton pertahun.
(1.170 views)