Memprediksikan Angka Golput Pada Pilpres

fenomena pemilih Golongan Putih (Golput) selalu muncul pada setiap pelaksanaan pemilihan umum, baik itu Pilkada, Pilleg, ataupun Pilpres yang sebentar lagi akan digelar. Mengacu pada Pemilu Legislatif, angka golput di Kota Jember mengalami penurunan yang cukup signifkan dibandingkan Pilgub Jawa Timur lalu. Jika Pilgub lalu angka golput mencapai 52 Persen, maka pada pilleg kemarin angka tersebut menurun sampai 37 Persen. Sekarang yang menjadi pertanyaan, akankah angka tersebut akan terus menurun pada Pilpres mendatang? Lalu, bagaimana upaya KPU menekan angka golput pada pelaksanaan Pilpres?

Banyak faktor yang melatarbelakangi masyarakat menjadi golput, salah satunya adalah persoalan administrative. Yakni nama masyarakat tidak tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap, kemudian persoalan ideologis, dimana keinginan golput murni muncul dari masyarakat.

Menurut Anggota KPU Kabupaten Jember Divisi Hubungan Antar Lembaga, Gogot Cahyo Baskoro mengatakan, pihaknya optimis angka golput pada pilpres mendatang, akan mengalami penurunan yang cukup siginifkan. KPU sendiri menargetkan angka golput pada Pilpres hanya 20 persen. Sebab lanjut Gogot, Pilpres sangat jauh berbeda dengan pilleg. Terutama persoalan pemberian suara yang jauh lebih mudah daripada Pilleg, apalagi pilpres hanya diikuti oleh 3 Pasangan calon.

Mengenai DPT menurut Gogot, sejauh ini tidak ada persoalan, sebab beberapa waktu lalu, sebelum ditetapkan DPS Pilpres sudah mengalami pemutakhiran oleh anggota KPU yang lama. Gogot menambahkan, tidak hanya itu untuk menekan angka golput pada Pilpres, pihaknya sudah menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat.

Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Jember, M Nur Hasan pesimis angka golput pada Pilpres mendatang bakal menurun. Hal ini didasari pada beberapa hal, pertama fenomena kampanye pilpres yang kurang begitu terasa khususnya di tingkatan masyarakat. Capres dan cawapres Lanjut Nur Hasan, lebih suka berkampanye di media-media, baik itu elektronik maupun cetak. Sehingga hal inilah yang menyebabkan, gaung pilpres masih kalah jauh dengan pilleg lalu. Nur Hasan memprediksikan angka golput pada Pilpres akan mencapai 40 Persen.

Nur Hasan menambahkan, belum lagi persoalan sosialisasi dari KPU yang untuk sementara waktu kurang maksimal. Padahal Anggota KPU mempunyai tanggung jawab untuk menyukseskan pilleg. Lalu, kinerja tim kampanye yang kurang maksimal. Nur Hasan berharap, agar KPU dan tim sukses capres bergerak cepat untuk mensosialisasikan pelaksanaan pilpres. Jika mereka tetap tidak mau pro aktif, maka jangan harap angka golput akan semakin menurun.

Ditempat terpisah, Humas Tim Kampanye Mega-Prabowo, Lukman Winarno menegaskan, jauh-jauh hari sebelum deklarasi Pasangan Mega-Prabowo, pihaknya sudah mensosialisasikan Megawati Sebagai Capres. Jadi kata dia, pasca deklarasi pasangan Mega-Pro partainya tinggal menindak lanjuti ke bawah. Lukman menambahkan, pihaknya optimis Pasangan Mega-Pro akan terpilih sebagai presiden dan wakil presiden untuk lima tahun kedepan.

Lebih lanjut Lukman menjelaskan, untuk mengantisipasi besarnya angka golput, Tim Kampanye Mega-Pro terus melakukan konsolidasi, baik di tingkat kabupaten maupun ranting. Kemudian, terus mengencarkan sosialisasi Pasangan Mega-Pro kepada masyarakat.

(1.021 views)
Tag: