Arah Dukungan NU Pada Pilpres Mendatang

Sebagai ormas terbesar di negeri ini, sebentar lagi N-U akan dihadapkan dengan momen politis, yakni Pemilu Presiden. Apalagi kandidat Capres Dan Cawapres sudah dideklarasikan. Ada Tiga nama yang sudah pasti akan bertarung pada Pilpres mendatang. Diantaranya, Jusuf Kalla-Wiranto, atau JK-Win, Susilo Bambang Yudoyono-Boediono, atau SBY Berbudi dan pasangan terakhir yang baru dimumkan semalam, Megawati Soekarno Putri-Prabowo Subianto. Jadi sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana sikap N-U menjelang Pilpres? Kemudian, akan diarahkan kemana kira-kira suara jamiyah N-U? Lalu, bagaimana pula tanggapan PCNU Jember mengenai hal ini?

 

Pada pemilu presiden mendatang, sebaiknya Warga Nahdliyin lebih hati-hati dan selektif memilih calon pemimpin. Sebab, maju atau tidaknya suatu negara tergantung pemimpinnya. Demikian ungkapan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, usai menghadiri acara silaturrahim di Ponpes Al Qodiri.

 

Menurut Hasyim, dari ketiga nama Capres Dan Cawapres, hanya Jusuf Kalla satu-satunya Putra Nahdliyin. Hanya saj, N-U secara kelembagaan akan tetap bersikap netral, dan tidak akan memihak salah satu calon. Tetapi lanjut Hasyim, N-U secara kelembagaan tetap bertanggung jawab untuk memberikan pencerahan kepada jamiyah, siapa calon pemimpin yang layak kemudian tidak akan menghancurkan N-U.

 

Hasyim juga berharap, khususnya kepada warga N-U agar lebih selektif dan juga jangan memilih calon pemimpin yang menggunakan cara-cara kotor. Seperti menggunakan money politik.

 

Ketika dikonfirmasi mengenai iklan JK yang mencatut dirinya, Hasyim langsung membantah. Menurutnya, mengenai iklan JK tersebut tanpa ada sepengetahuan dirinya. Bahkan dirinya sudah mengklarifikasi persoalan tersebut.

 

Lebih lanjut Hasyim menjelaskan, JK merupakan sosok yang tegas dan perkataannya selalu jujur, tidak hanya itu, JK merupakan sosok yang mampu bertindak cepat ketika ada bencana.

 

Sementara itu, Wakil Ketua Pengurus Cabang NU Jember, Abdul Qadim Manembojo menuturkan, sejauh ini PCNU belum menentukan sikap pada pilpres mendatang. Tetapi PCNU secara kelembagaan akan tetap bersikap netral. Mengenai sikap ketua PBNU yang lebih condong ke JK, menurut Qadim, dirinya menganggap hal itu biasa. Sebab, JK adalah Musytasyar PBNU dan jika ada dukungan tersebut dari Hasyim, itu merupakan dukungan secara pribadi. Namun sejauh ini dirinya belum yakin jika Hasyim Muzadi akan mendukung JK, sebab pilpres masih jauh dan terlalu dini untuk mengambil kesimpulan.

 

Qadim menambahkan, mengenai munculnya sosok KH Hasyim Muzadi dalam iklan politik JK, menurutnya hal itu tidak bisa disebut sebagai bentuk dukungan secara kelembagaan N-U. Sebab netralitas N-U secara kelembagaan merupakan harga mati. Sekarang yang lebih penting lanjut Qadim, ada PR yang lebih besar yakni kembali menyatukan kekuatan N-U dalam satu wadah partai politik. Mengaca hasil Pilleg 2009 kemarin, partai berbasis warga nahdliyin memperoleh hasil mengecewakan. Namun tetap harus digarisbawahi, N-U secara kelembagaan tidak akan campur tangan.

(1.267 views)
Tag: