PDI Perjuangan membuat software yang bisa digunakan untuk melakukan kros cek jumlah pemilih dengan data DPT milik KPU. Hal ini menyusul ditemukannya dugaan data pemilih ganda, yang dinilai rawan dijadikan jual beli suara oleh penyelenggara pemilu.
Hal ini disampaikan Kader PDI-P yang juga mantan anggota KPUD propinsi Jawa Timur Didik Prasetyono, ketika menghadiri kampanye ketua umum PDI-P Megawati Sukarno Putri di lapangan Mangli Jumat siang. Didik mengatakan, software baru yang di ciptakan PDI-P sudah di uji cobakan di Bangkalan, Pamekasan dan Dapil Jatim VII. Dari lima kabupaten yang dijadikan sample, PDI-P menemukan data pemilih ganda sebanyak 170 ribu orang. Jika dikembangkan uji coba di daerah-daerah lain, Didik yakin jumlah data pemilih ganda akan jauh lebih besar.
Software baru ini lanjut Didik, mampu menghinpun data langsung dari tingkat TPS hingga perhitungan secara nasional. Setelah ditemukan selisihnya nanti baru bisa dihitung berapa rupiah pemborosan yang dilakukan. Menurut Didik persoalan data pemilih ganda bukan murni kesalahan KPU sebagai penyelenggara pemilu. Saat ini bukan lagi saatnya untuk saling menyalahkan. Yang terpenting bagaimana mencari solusi terbaik karena pemilu sudah tinggal beberapa hari lagi.
Jika hal ini tidak dilakukan, Didik khawatir hasil pemilu 9 April mendatang tidak memiliki legitimasi. Hasil pemilu akan terus menerus menjadi sengketa. Caleg atau capres pasti akan mengajukan gugatan dengan alasan DPT yang dipakai KPU tidak valid.
Meski demikian Didik mengaku tidak sepakat dengan munculnya ide penundaan pemilu. Sebab sejauh ini anggaran yang sudah dikeluarkan pemerintah sangat besar. Bisa dibayangkan jika pemilu ditunda, berapa milyar anggaran yang terbuang percuma.
(968 views)