Lima puluh hari lagi Pemilihan Umum Legislatif akan digelar. Berbagai upaya telah disiapkan oleh Partai Politik, serta KPU sebagai pelaksana Pemilu, mulai dari logisitik, sosialisasi, kemudian Pemutakhiran Data Pemilih Tetap. Khusus untuk sosialisasi pemilu legislative, KPUD Jember baru memulainya sejak rabu pekan lalu. Seharusnya proses sosialisasi dimulai sejak beberapa waktu lalu, namun karena anggaran baru turun seminggu lalu, KPU baru bisa memulai sosialisasi. Pertanyaannya sekarang, Apakah sosialisasi tersebut akan maksimal, Mengingat waktu pelaksanaan Pemilu yang kurang lima puluh hari lagi? Kemudian, Bagaimana komentar pengamat politik?
Pada Pemilu mendatang, KPU mendapat tantangan besar, yakni perubahan tata cara pemberian suara. Yang pada awalnya hanya boleh dengan cara mencontreng nomor caleg, kemudian berubah dengan mencontreng nama caleg atau mencontreng tanda gambar, bahkan sempat diwacanakan mencoblos tanda gambar dan nama caleg dua-duanya sah. Tapi klimaksnya, KPU pusat beberapa waktu lalu menegaskan, hanya sekali mencontreng yang sah.
Menurut Anggota KPUD Jember Divisi Sosialisasi, Mohammad Eksan, ketika dikonfirmasi mengatakan, untuk sosialisasi pemilu pihaknya sudah memulainya rabu lalu. Rencananya lanjut Eksan, sosialisasi untuk pemilu legislatif akan dilakanakan di 31 titik, dan dimulai dari Kawasan Jember Timur, seperti Ledokombo, Silo, dan Mayang.
Lebih lanjut Eksan menerangkan, untuk sosialisasi pemilum, pihaknya membidik kelompok masyarakat yang cenderung terisolir dari akses informasi. Kemudian dari sisi pendidikan masih tergolong lemah. Eksan berharap, dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat bisa paham mengenai tata cara pemberian suara yang baru, sehingga kekhawatiran besarnya angka surat suara tidak sah tidak terjadi pada saat pelaksanaan pemilu nanti.
Sementara itu, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan, Lukman Winarno, ketika dikonfirmasi mengatakan,jauh-jauh hari partainya telah mengencerkan sosialisasi kepada konstituennya. Karena bagaimanapun lanjut Lukman, perubahan pemberian suara pada pemilu mendatang, membuat potensi suara tidak sah semakin besar. Namun sejauh ini kata Lukman, PDIP telah telah siap mengikuti pemilu mendatang, apalagi kata dia, konsitutennya telah dibekali dengan sejumlah strategi untu memenangkan Pemilu.
Dikonfirmasi sebelumnya, Pengamat Politik Universitas Jember, M Nur Hasan, mengatakan, mau tidak mau KPU sebagai penyelenggara pemilu harus bekeras untuk mensosialisasikan pelaksanaan pemilu. Apalagi kata dia, perubahan tata cara pemberian suara pada pemilu mendatang, akan berpengaruh pada kualitas pemilu. Itu dikarenakan pemberian suara dengan cara mencontreng atau mencawang, pada salah satu gambar atau nama calon, berpotensi besar terhadap besarnya angka surat suara tidak sah.
(1.872 views)