Kisah Pengubur Jenazah Covid-19, Dikepung Massa Hingga Sembunyikan Pekerjaan Dari Keluarga

 

Tidak hanya seorang tenaga medis yang berjuang di balik pandemi covid-19, namun tim pengantar dan pengubur jenazah covid-19 juga berjuang tanpa lelah. Tujuannya hanya satu misi kemanusiaan.

Di saat orang lain menghindari orang-orang yang positif covid-19. Berbeda dengan tim pengantar dan pengubur jenazah yang hampir setiap hari berdekatan dengan jenazah positif covid-19.

Ghufron Efendi, merupakan komandan regu tim ambulans covid-19 Palang Merah Indonesia ( PMI) Cabang Jember. Ghufran mengaku dalam menjalankan misi kemanusiaan yang diembannnya mulai sejak April 2020, tidak selalu berjalan lancar.

Tepat hari Selasa 28 April 2020 adalah hari pertama kali mendapat permintaan mengantarkan jenazah covid-19 dari salah satu rumah sakit. Meski ada perasaan khawatir dan jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, Ghufron bersama timnnya tetap fokus menginjak gas mobil ambulans menuju rumah sakit yang dituju.

Sekitar 30 menit menunggu degan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) Ghufron bersama timnya mulai mengeluarkan peti jenazah untuk kemudian dimasukkan ke dalam ambulans.

Hingga Selasa tanggal 27 Oktober 2020, jenazah yang diantarkan oleh tim ambulans covid-19 PMI Jember ini sudah mencapai 110 jenazah. Selain memastikan jenazah diurus sesuai agama yang dianut oleh jenazah selama hidupnya, Ghufron bersama timnya masih belum lega jika proses pemakaman belum berhasil dirampungkannya.

Tidak semua berjalan lancar tanpa kendala, ada beberapa proses pemakaman yang mendapatkan penolakan dari warga.  Seingat Ghufron, adanya lima kali proses pemakaman jenazah covid-19 yang penuh dengan tantangan. Dimana warga dan keluarga jenazah mencegat ambulans yang sedang menuju tempat pemakaman.

Ada yang berteriak hingga ada massa yang mencoba menggedor-gedor pintu ambulans. Mereka hendak merebut jenazah covid-19 yang berada di dalam ambulans agar bisa dimakamkan secara normal.

Cemas bercampur takut, Ghufran bersama rekan se timnya tetap melaju memecah kerumunan warga. Namun pada akhirnya jenazah tersebut berhasil direbut oleh warga setelah kaca ambulans dibuka.

Akhir-akhir ini aksi penolakan oleh warga dan keluarga jenazah mulai berkurang. Ini semata-mata karena pihak keluarga jenazah sudah mulai dilibatkan dalam mengurus jenazah covid-19. Tentunya dengan tetap menerapkan protokol seperti memakai Alat Pelindung Diri (APD).

Selain sebagai komandan tim ambulans covid-19, sosok Ghufran juga berpean sebagai kepala keluarga. Demi memenuhi panggilan nurani, aksi kemanusiaan sebagai tim ambulans covid-19 ini, Ghufron sempat menyembunyikan pekerjaannya dari keluarga. Satu hal yang diketahui keluarganya, Ghufron hanya sering keluar malam dan pulang pagi hari.

Alasannya sederhana, karena awal terjadinya pandemi covid-19 dirasa sangat mencekam, sehingga Ghufron khawatir dapat menimbulkan ketakutan berlebih dalam keluarganya. Ghufron juga khawatir dengan aktifitasnya saat itu membuat keluarga kecilnya dikucilkan oleh tetangga.

Seiring berkembangnya waktu, dimana orang-orang mulai tidak lagi dihantui rasa takut berlebih terhadap covid-19, aktifitas Ghufron sebagai tim ambulans covid-19 diketahui oleh keluarganya.

Dimata rekan PMI Jember, sosok ghufron memang cukup dikenal sebagai pribadi yang memiliki jiwa kemanusiaan tinggi. Tak mengenal kata lelah sedikitpun, 24 jam selama 7 hari berturut turut, tatkala menerima permintaan menghantarkan jenasah dengan sigap ghufron bersatu timnya langsung mendatangi rumah sakit.

Jiwa kemanusiaan sudah tertanam di pribadi Ghufron tersebut, bahkan pernah dalam dua hari berturut turut dia membawa jenasah hingga enam kali ke beberapa lokasi tempat pemakaman yang ada di Jember. Saat kumpul bersama diruangan, tak pernah sedikitpun mengeluh akan tugas kemanusiaan yang diembannya, justru dia bersyukur dirinya bermanfaat bagi masyarakat ditengah pandemi covid-19 ini.
Ghufron berharap pandemi covid-19 segera berakhir dan masyarakat bisa kembali hidup normal tanpa diselimuti rasa takut dan khawatir. Mentaati anjuran pemerintah khususnya cuci tangan dan memakai masker yang kini sudah menjadi kewajiban akan membawa kembali bumi pertiwi Indonesia ini ke kehidupan normal.

(514 views)