Pemkab Jember memastikan fasilitas karantina masyarakat yang berasal daei zona merah, sudah sangat layak. Hal ini berbeda dengan pengakuan salahsatu penghuni karantina, yang mengaku fasilitas karantina di JSG sangat tidak layak.
Salahsatu penghuni karantina yang enggan disebutkan namanya melalui telfon menjelaskan, apa yang dialaminya jauh berbeda dengan yang disampaikan camat sebelum dirinya dibawa ke JSG. Camat mengatakan fasilitas yang diberikan baik-baik semua. Namun nyatanya 4 hari dirinya di JSG, yang didapat dinilai sangat tidak layak.
Perbedaan makanan untuk petugas dengan jatah penghuni karantina menurutnya bisa dimengerti. Dirinya tidak menuntut harus ada lauk ayam seperti petugas, tetapi jika yang diberikan hanya nasi putih dengan sedikit sayur, tempe sebesar ibu jari dan telur dadar yang kebanyakan tepung, ini sangat bertolak belakang dengan yang disampaikan kepadanya diawal sebelum karantina.
Bahkan toilet yang sangat kotor membuatnya risih, beruntung petugas dari TNI dan Polri yang ada disana sangat baik, mau membelikan peralatan kebersihan sehingga dirinya bisa membersihkan sendiri toilet di JSG. Yang lebih mengkhawatirkan, jarak antar tempat tidur khususnya di ruang laki-laki terlalu berdempetan, sehingga rawan justru menyebabkan penularan virus.
Sementara kepala dinas infokom pemkab Jember Gatot Triyono membantah fasilitas JSG tidak layak. Bahkan Gatot mengaku Senin pagi sempat mewawancarai 2 orang penghuni karantina yang baru saja dari Malaysia dan Jogja, dimana keduanya menyatakan betah karantina di JSG. Untuk makanan juga cukup layak, meski ada porsi yang kurang tetapi ada yang diberi lebih dari satu porsi. Selain 3 kali makan penghuni karantina juga diberikan snack, buah dan minuman teh dan kopi.
Sejak hari pertama di operasionalkan hingga saat ini, terdapat 90 orang warga dari zona merah yang menjalani karantina di JSG, dengan rincian 66 orang laki-laki dan 24 orang perempuan, yang semuanya dalam kondisi sehat.
(1.004 views)