Aron Ashab (Single / CBM Entertainment) Lambaikan Tangan Ke Kamer
Aron Ashab adalah penyanyi pendatang baru di blantika musik tanah air, Cowok keturunan Arab-Belanda ini memulai karir nya di dunia entertain dengan membuat Video parodi lewat Instagram. Lewat Instagram, karya-karya Aron mampu mengecoh hati para Abg-Abg masa kini lewat video-video yang ia upload di Instagram nya sendiri. Sempat juga membintangi beberapa film layar lebar, salah satunya film “Slank Nggak ada Matinya”. Meski dikenal sebagai seorang aktor, Aaron Ashab rupanya tak mau terlalu banyak menghabiskan waktu di dunia akting. Ia mengatakan, saat ini tengah memusatkan perhatian untuk eksis di panggung musik. “Sebenarnya saya lebih fokus nyanyi. Film itu memakan waktu banget. Makanya saya cari yang benar-benar worth it,” ucap Aaron. Bermusik sudah menjadi aktivitas wajib yang dilakukan pemeran Ivanka dalam film Slank Nggak Ada Matinya itu sebelum terjun ke pentas akting. “Makanya aku pengin ngejaga dan fokus sebagai penyanyi. Di akting aku tertarik banget, cuma belum berpikir untuk lebih jauh untuk aktif di situ,” papar Aaron Ashab. Aaron pun mencoba untuk membandingkan aktivitasnya bermusik dan berakting di depan kamera.“Dari umur lima tahun, aku sudah mulai nyanyi. Passionnya memang di nyanyi. Jauh lebih enak nyanyi kalau sudah sukses. Awalnya memang susah, untuk fee juga lebih besar penyanyi kan,” tutup Aaron Ashab. Di awal Bulan Januari 2015 ini, Aron bergabung dengan CBM Entertainment dan merilissingle terbaru nya berjudul “Lambaikan Tangan Ke Kamera”. Lambaikan Tangan Ke Kamera ini diciptakan oleh Dirinya sendiri, dan menceritakan tentang seseorang yang lelah akan sebuah situasi dimana situasi tersebut sudah tidak bisa dikompromikan lagi dan pada akhirnya orang tersebut memutuskan untuk menyudahi nya saja.
Gita Gutawa (Alb. The Next Chapter / Sony Music) – Salah Tingkah
Gita Gutawa semakin mantap dalam berkarir di dunia musik. Perempuan kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1993 yang sudah menyelesaikan kuliahnya di University of Birmingham, mengambil jurusan Ekonomi ini yakin bahwa panggilan jiwanya adalah di musik. Setelah melakukan pemanasan dengan meluncurkan single Rangkaian Kata pada bulan Januari 2014 dan Hingga Akhir Waktu pada bulan Juni 2014, kini Gita Gutawa memberikan penampilan terbaiknya dalam sebuah album baru bertajuk The Next Chapter. Ini merupakan album baru setelah album sebelumnya dirilis tahun 2009. Menariknya, proses pembuatan album ini melibatkan 5 negara yaitu Indonesia, Inggris, Swedia, Czechoslovakia, dan Australia. Berpindah ke Birmingham, diakui Gita telah membuka cakrawala bermusiknya. Ia banyak mendapatkan pengaruh dari musik-musik yang ada disekelilingnya. Kreativitas bermusik Gita pun semakin terasah. Materi di album The Next Chapter ini sudah ia kumpulkan dari tiga tahun lalu. Adapun untuk proses rekamannya dilakukan sekitar setahun lalu
Nidji (OST Supernova / Musica Studio’s) – Semesta Hidupku
Single ini sebenarnya adalah interpretasi pertama Nidji untuk film dan novel Supernova. Cerita lagunya lebih merujuk kepada tokoh Ferre yang diperankan oleh Herjunot Ali. Dimata Nidji efek jatuh cintanya sangat luar biasa. “Kelihatannya cinta si Ferre itu tumpah ruah buat cewek yang dikejarnya (Rana-diperankan oleh Raline Shah). Nah, ini yang coba kita angkat jadi tema dalam lagu Semesta Hidupku,” terang Giring. Awalnya Nidji menginterpretasikan kisah ini dalam music yang lebih bersemangat. “Awalnya itu chord-nya mayor, tempo upbeat, semangat banget musiknya. Banyak terpengaruh EDM (Electronic Dance Music),” terang Giring lebih lanjut.Seiring perjalanan waktu, Nidji mendapat tantangan dari Musica Studio’s untuk membuat Semesta HIdupku jadi lebih bernuansa galau. Walhasil, Nidji masuk studio lagi untuk meng-arransemen ulang lagu Semesta Hidupku. “Nah, ternyata setelah kita bikin jadi nada-nada minor, dan lebih galau, memang terasa ada aura lain dalam lagu Semesta Hidupku. Kita jadi senang, karena bisa punya dua arransemen lagu yang sama bagusnya,” tambahGiring.
J-ROCKS (Single / Aquarius) – Karena Kita
Berawal dari rasa keprihatinan para personil J-ROCKS ( Iman , Sony, Anton & Wima ) terhadap bencana yang terjadi akhir-akhir ini di Dunia khususnya di Indonesia. KARENA KITA yang tidak bertanggung jawab seperti Banjir, tanah longsor, Kebakaran hutan, penebangan pohon tanpa izin , buang sampah sembarangan, dan pembuangan limbah pabrik serta pemburuan binatang secara liar. Personil J-ROCKS merasa khawatir apabila tidak ada langkah kongkrit dari semua insan di atas bumi ini, maka lama-kelamaan lingkungan alam Indonesia akan rusak dan lambat laun binatang yang ada di Indonesia berangsur-angsur akan punah. Sebagai musisi J-ROCKS menuangkan rasa keprihatinannya itu dengan membuat sebuah lagu yang berjudul “KARENA KITA” yang liriknya bercerita tentang lingkungan alam. Dan J-ROCKS juga sempat ikut serta melakukan penanaman kembali terumbu karang di Kepulauan Selayar yang rusak akibat bom ikan, jadi J-ROCKS mengajak kita khususnya para J-ROCKSTAR ( panggilan untuk Fans J-Rocks ) untuk menjaga dan melestarikan Alam lingkungan Indonesia. KARENA KITA bisa menanam pohon, KARENA KITA untuk tidak membuang sampah sembarangan, KARENA KITA bisa melestarikan hutan dan binatangdengan cara menjaga lingkungan hidup di sekitar kita.
Fatin (Alb. Fariz RM & Dian PP in Collaboration with… / Sony Music) – Demi Cintaku
Di album “Fariz RM & Dian PP in Collaboration with…” Fatin dipercaya menyanyikan ulang hits Dian PP tahun 2000-an, “Demi Cintaku”. Totalitas kerja semakin guyub, karena Sony Music dan Seno M. Hardjo (Target Pop) sebagai eksekutif produser, menunjuk Dian Pramana Poetra menjadi Arranger-nya pula. Lantas apa komentar sang legenda? “Fatin memiliki timbre vocal yang tiada duanya di Indonesia. Penghayatannya luar biasa. Di bibir Fatin, lagu ini seperti sudah menjadi miliknya,” puji Dian PP yang sengaja hadir, saat take vocal lagu ini di studio Chabbyland, milik Irwan Simanjuntak. Ihwal mengapa “Demi Cintaku” baru dirilis as Radio’s singles di awal Januari, adalah pertimbangan Fatin baru saja menaikkan kembali singgelnya dari album pertamanya. “Biarlah singgel dari albumnya mereda, baru kita gulirkan “Demi Cintaku” ke 600 Radio seluruh Indonesia,” ungkap Alexander Sancaya, Managing Director Sony Music Indonesia. Hal ini juga untuk mengantisipasi desakan ‘fatinistic’ (die hard fans Fatin) yang tak lelah menanyakan, kapan “Demi Cintaku” mulai dirilis sebagai singgel ke Radio. Baik via FB maupun Twitter
(1.746 views)