Pasca habisnya dana jamkesda akhir mei lalu, masyarakat miskin tidak lagi bisa berobat secara gratis. Seperti yang dialami Halimah, Warga Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji. Halimah mengalami sakit di bagian sarafnya, sehingga harus dirawat inap sekitar tujuh hari.
Senin siang, Halimah pulang paksa dari rsd subandi, gara- gara biayanya sudah membengkak hingga 7 juta rupiah. Awalnya yang bersangkutan tidak bisa pulang, lantaran hanya memiliki uang 800 ribu rupiah.
Beruntung Ketua Komisi C DPRD Jember, Mohammad Asir, yang mendengar kabar tersebut langsung turun ke rumah sakit subandi, dan menjaminkan dirinya, sehingga halimah diperbolehkan pulang.
Kepada sejumlah wartawan, Asir mengatakan, meskipun dana jamkesda habis, semestinya pelayanan terhadap masyarakat miskin tetap digratiskan. Persoalan biayanya bisa diganti saat Jamkesda dianggarkan di P APBD mendatang. Sehingga masyarakat miskin tidak perlu lagi bingung mencari biaya.
Masalahnya lanjut asir, pasca dana jamkesda habis, masyarakat miskin tidak bisa lagi menikmati pelayanan gratis. Mereka tetap harus menanggung biaya berobatnya, dengan model sharing dengan pemerintah.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejak akhir Bulan Mei lalu, Anggaran Jamkesda sebesar 6,5 miliar rupiah telah habis. Jebolnya penggunaan dana jamkesda ini, salah satunya disebabkan tidak adanya verifikasi terhadap SPM. Pemerintah daerah berjanji, akan mengalokasikan kembali pada perubahan APBD mendatang. Besar kemungkinan, dana jamkesda akan ditambah sebesar 5 miliar rupiah.
(1.160 views)