Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) meminta Gubernur Jawa Timur, tidak mudah percaya terhadap investor yang akan mendirikan pabrik gula baru. Sebab kuat indikasi mereka tidak akan menggunakan tebu rakyat, tetapi akan mengolah gula ravinasi impor.
Kepada sejumlah wartawan Arum Sabil menjelaskan, rencananya di Jawa Timur akan ada 4 pabrik gula ,aru/ yang akan dibangun di Lamongan, Mojokerto, Madura dan Probolinggo. Pembangunan pabrik gula baru ini merupakan rangkaian pembangunan 15 pabrik gula secara nasional. Penambahan pabrik gula ini dilakukan pemerintah untuk mewujudkan upaya swasembada gula nasional.
Bahkan Arum mendengar informasi, hari senin ini ada pertemuan antara Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi dengan Gubernur Jawa Timur di Hotel JW Mariot Surabaya. Arum berharap dalam pertemuan tersebut gubernur mempertanyakan feasibility study pendirian pabrik gula di Jawa Timur terlebih dahulu, baru kemudian membentuk tim yang akan bertugas melakukan kajian.
Sebab lanjut Arum, dari pengalaman yang terjadi sebelumnya, pada awalnya investor berjanji akan mengambil bahan baku tebu dari petani. Tetapi nyatanya dengan alasan ketersediaan bahan baku, investor kemudian beralih hanya melakukan pengolahan gula ravinasi impor. Inilah yang ditakutkan arum akan menjadi pembunuh bagi petani tebu.
Lebih jauh Arum menjelaskan, untuk membuat kapasitas terpasang dengan skala menguntungkan, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Jika ingin untung pasokan bahan baku yang akan diproduksi 60 persen harus berasal dari lahan milik hgu pabrik gula sendiri. Jika hanya mengandalkan pasokan dari petani dengan sistem bagi hasil, mustahil pabrik gula akan mendapat untung.
Yang menjadi persoalan luasan areal kebun tebu di jawa timur sangat terbatas Sehingga dengan alasan ini pabrik gula yang baru nantinya akan mengolah gula ravinasi atau gila mentah. Jika ini dilakukan, otomatis petani tebu akan mati perlahan karena pabrik gula akan mengimpor bahan baku dari luar negeri.
(1.548 views)