Akibat belum jelasnya pelayanan jaminan persalinan, semua pasien melahirkan sejak April lalu menyerbu RSUD Subandi. Jika biasanya per bulan rata-rata pasien melahirkan di RSUD Subandi hanya berkisar 80 orang, saat ini meningkat 5 kali lipat dibanding biasanya.
Direktur RSUD Subandi Yuni Ermita menjelaskan, jaminan biaya persalinan yang digratiskan oleh pemerintah, sudah diumumkan sejak april lalu. Tetapi petunjuk tehnis ditingkat puskesmas terlambat disosialisasikan. Sehingga semua pasien berbondong-bondong ke RSUD Subandi.
Seharusnya mekanismenya lanjut Yuni, pasien melahirkan sebelum ke RSUD Subandi harus membawa rujukan dari puskesmas atau bidan setempat. Namun karena mekanisme ditingkat kecamatan belum tuntas, sementara RSUD Subandi menerima saja meskipun pasien tidak membawa rujukan. Sebab pemerintah menjamin biaya melahirkan sampai tindakan operasi sekalipun akan ditanggung.
Lebih jauh Yuni menjelaskan, jika mekanisme ditingkat bawah sudah tuntas, hanya pasien yang beresiko atau membutuhkan perawatan lanjutan saja yang bisa dirujuk ke rumah sakit. Jika tidak beresiko dan butuh tindakan khusus bisa langsung ditangani di puskesmas atau bidan.
Dalam Juklak Juknis dari Departemen Kesehatan lanjut Yuni, untuk biasa persalinan biasa pemerintah pusat memberikan bantuan sebesar 1 juta rupiah dan 3 setengah juta rupiah untuk pasien yang membutuhkan tindakan operasi. Jika biaya tersebut masih kurang, rumah sakit yang berkewajiban menutup kekurangannya, sehingga pasien tidak dibebani biaya sepeserpun.
(1.173 views)