Akibat tidak tercover dalam database jamkesmas maupun jamkesda, saat ini tunggakan biaya pengobatan masyarakat miskin di RSUD Subandi Jember mencapai 500 juta rupiah lebih. Sejauh ini belum jelas siapa yang akan membayar tunggakan tersebut.
Direktur RSUD Subandi Jember Yuni Ermita menerangkan, terhitung sejak awal Januari hingga akhir September 2010 tercatat 500 juta rupiah lebih biaya pengobatan masyarakat miskin yang belum terbayar di RSUD Subandi. Itupun hanya biaya obat-obatan dan alat kesehatan habis pakai. Sementara untuk baiya kamar, jasa perawatan dan dokter sudah dihapuskan oleh pihak rumah sakit.
Menurut Yuni rata-rata pasien miskin masuk ke rumah sakit sebagai pasien umum biasa. Namun ketika akan pulang baru mereka menyampaikan bahwa berasal dari keluarga miskin. Akibatnya mereka hanya mengisi surat pernyataan siap melunasi dengan jaminan dari pihak keluarga ataupun pejabat. Tetapi sejauh ini belum ada satupun pasien dari keluarga miskin yang melunasi tanggungannya.
Meski tunggakan semakin besar, Yuni belum berniat menggunakan jalur hukum untuk melakukan penagihan. Pihaknya masih beritikad baik untuk melakukan penagihan per telfon maupun di datangi ketempat tinggalnya. Namun lanjut Yuni jika persoalan seperti ini tidak segera diatasi oleh pemerintah, akan menjadi beban yang sangat berat bagi rumah sakit untuk melanjutkan operasionalnya.
Menurut Yuni, persoalan ini sebenarnya berawal dari tidak akuratnya pendataan keluarga miskin. Sehingga masih banyak keluarga miskin yang tidak tercover dalam jamkesmas maupun jamkesda. Jika sudah demikian justru pihak rumah sakit yang bersentuhan langsung dengan masyarakat menjadi korban. Yuni berharap pemerintah segera melakukan pendataan yang benar terkait keluarga miskin, sehingga peristiwa tahun ini tidak terulang lagi tahun 2011 mendatang.
(1.239 views)