Ketua Fraksi Annur DPRD Jember Agus Widianto akan mendesak badan kehormatan DPRD Jember untuk melakukan investigasi, jika memang isu adanya oknum anggota dewan yang mencoba melakukan pemerasan kepada bupati terus berkembang. Demikian disampaikan Agus kepada sejumlah wartawan Kamis siang.
Menurut Agus, sebagian besar anggota dewan memang merasa tersinggung dan menyesalkan kurangnya koordinasi antara sekwan dengan anggota dewan. Sekwan sudah menyebar undangan padahal rapat banmus yang salah satunya membahas jadwal pelantikan belum dilaksanakan.
Dan yang membuat alot dalam rapat banmus hanya persoalan surat dari gubernur. Sedangkan persoalan finansial sama sekali tidak muncul. Agus menduga isu terjadi upaya pemerasan sengaja digulirkan orang-orang yang ingin mengadu domba antara legislatif dan masyarakat. Jika isu ini terus berkembang kuat, Agus akan meminta BK untuk melakukan investigasi. Bahkan persoalan ini menurut Agus perlu ditindaklanjuti dengan pembahasan di tingkat pimpinan. Sebab bagaimanapun juga isu ini bisa mencoreng nama baik DPRD Jember.
Diberitakan sebelumnya, pasca pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih muncul isu kurang sedap di kalangan DPRD Jember, yang menyebutkan bahwa ada beberapa oknum anggota dewan berupaya melakukan pemerasan terhadap bupati jember MZA Djalal sehari sebelum pelantikan.
Isu yang berkembang menyebutkan, dengan mengatasnamakan 50 orang anggota dewan, oknum anggota dewan tersebut meminta imbalan 10 juta rupiah per orang. Jika tidak pelantikan bupati akan ditunda. Meski demikian Djalal tidak bersedia memberikan uang tersebut.
Wakil ketua DPRD Jember Miftahul Ulum ketika dikonfimrasi sebelumnya juga membantah terjadinya pemerasan. Menurut Ulum anggota dewan tidak mungkin bisa melakukan pemerasan apalagi kepada bupati. Ulum mengakui sehari sebelum pelantikan 4 orang pimpinan DPRD Jember datang ke rumah Djalal, tetapi hanya untuk kepentingan silaturahmi sekaligus berlebaran.
(1.288 views)