Santri Ponpes Akan Tercover Jamkesmas

Santri pondok pesantren seharusnya sudah bisa tercover dalam jamkesmas, sehingga ketika butuh perawatan kesehatan lebih lanjut tidak lagi menjadi beban pengasuh pondok pesantren. Demikian disampaikan ketua komisi IX DPR-RI Ribka Tjiptaning saat melakukan lawatn ke ponpes al-qodiri beberapa waktu lalu.

Menurut Ribka,  sesuai kosntitusi undang-undang setiap warga menagara memiliki hak mendapatkn jaminan kesehatan dari pemerintah. Dan dalam lawatannya ke beberapa daerah termasuk di Jember, ternyata hampir semua santri pondok tidak tercover jamkesmas. Padahal tidak semua orang tua santri dari keluarga kaya.

Jika hanya sakit panas atau diare lanjut Ribka mungkin masih bisa diatasi oleh puskestren. Tetapi bagaimana ketika santri pondok membutuhkan perawatan rumah sakit dengan biaya jutaan rupiah. Untuk itu dalam lawatannya di Madura, Surabaya, Probolinggo, Jember dan Banyuwangi, Ribka menyempatkan melihat langsung kondisi santri di beberpa pondok pesantren.

Hasil kunjungannya ini kemudian akan disampaikan kepada menteri kesehatan agr memberikan jaminan kesehatan kepada santri pondok. Sebab kenyataannya banyak sekali santri pondok yang selama ini menjadi tanggungan pengasuh. Bukan hanya untuk kesehatannya, bahkan untuk biaya makan dan pendidikan juga menjadi tanggungan pengasuh.

Lebih jauh Ribka menjelaskan, yang terjadi di Indonesia jaminan kesehatan masih ada jatah-jatahan. Dan yang semakin membuat sulit tidak ada data yang disampaikan dengan jujur. BPS sebagai wakil pemerintah misalnya, mengatakan data masyartakat miskin menurun. Tetapi nyatanya pengajuan anggaran sosial ke DPR selalu naik. Tentu secara logika ini sangan bertolak belakang.

Terlepas dari polemik valiidasi data ini menurut Ribka, sudah seharusnya jaminan kesehatan tidak melihat kaya miskin. Sebab untuk urusan sakit tidak bisa dibedakan dengan kriteria kaya miskin.

Sementara pengasuh ponpes al-qodiri KH. Muzaki Syah menyambut baik rencana komisi IX DPR-RI memasukkan santri ponpes sebagai penerima jamkesmas. Mengenai berapa orang yang tercover dan siapa saja yang berhak menerimanya, kyai Muzaki menyerahkan sepenuhnya kepada pengurus ponpes dan petugas pendataan dari dinas kesehatn.

Menurut kyai Muzaki, jumlah santri yang tinggal di al-qodiri saat ini menjapai 3 ribu orang, 400 orang diantaranya sepenuhnya menjadi tangungan pengasuh pondok. Mulai dari biaya makan, sekolah, kesehatan hingga biaya menikah sekalipun. Karena 400 orang santri ini berasal dari keluarga kurang mampu.

(1.669 views)
Tag: