Kemarin seluruh Sekolah Menengah Atas dan yang sederajat, mengumumkan hasil ujian nasional. Meski secara keseluruhan tingkat kelulusan nasional menurun, namun khusus di Kabupaten Jember, angka kelulusan meningkat 5 persen lebih jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hanya saja yang menjadi persoalan,khusus untuk SMK, jumlah siswa yang tidak lulus lumayan banyak, sekitar 474 siswa dari 5756 peserta. Ada yang berpendapat, banyaknya siswa SMK yang tidak lulus, dikarenakan ada garis terputus, antara proses pembelajaran pada saat di sekolah dengan proses ujian nasional. Pada saat proses pembelajaran di sekolah, siswa SMK lebih banyak diarahkan kepada ranah psiokomotorik atau ditekankan kepada keterampilan, sedangkan pada saat ujian nasional, siswa SMK dihadapkan kepada soal yang bersifat teoritis. Terkait persoalan tersebut, Benarkah banyaknya siswa SMK yang tidak lulus dikarenakan persoalan tersebut? Kemudian, bagaimana dinas pendidikan menyikapi pendapat tersebut?
Berdasarkan data di Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, tingkat kelulusan siswa SMA dan yang sederajat mencapai 99 persen. Itu artinya, jika dibandingkan dengan tahun lalu, angka kelulusan Jember meningkat. Tahun 2009 lalu, angka kelulusan hanya 95 persen lebih.
Pendapat mengenai banyaknya siswa SMK yang harus mengulang pada UN tahun ini, dikarenakan ada garis terputus antara proses pembelajaran di sekolah dengan soal UN, disampaikan oleh Anggota Komisi D DPRD Jember, Abdul Ghafur.
Politis PAN itu menilai, semestinya ada kebijakan khusus dari pemerintah pusat, terkait soal UN untuk SMK. Sebab, siswa SMK lebih banyak ditekankan kepada keterampilan dan praktik. Jika memang harus ada soal yang bersifat teoritis, maka hendaknya tidak terlalu sulit atau bahkan yang mendasar.
Ghafur berharap, jika memang kedepan UN tetap akan diselenggarakan oleh pemerintah, maka mau tidak mau pemerintah harus mengevaluasi sistemnya. Serta memberikan kebijakan khusus untuk pelaksanaan UN SMK.
Tidak jauh berbeda dengan Abdul Ghafur, Pengamat Pendidikan Universitas Jember, Sulton Mashud berpendapat, bisa jadi banyaknya siswa SMK yang harus mengulang, dikarenakan soal untuk ujian nasional lebih banyak bertumpu kepada teori semata.
Padahal lanjut Sulton, selama siswa berproses di sekolah, lebih banyak ditekankan kepada ketrampilan. Jadi hal ini juga berpengaruh terhadap kesiapan siswa pada saat ujian nasional.
Sulton berharap agar kedepan soal un untuk SMK lebih banyak ditekankan kepada proses ketrampilan. Apalagi sesuai visi misinya, SMK mencetak siswa yang mempunyai keahlian khusus dan marketable. Meski demikian, sulton tetap mengapresiasi meningkatnya tingkat kelulusan di jember. Menurut dia, ini menandakan kualitas pendidikan di jember semakin meningkat.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Ahmad Sudiono membantah, jika porsi soal ujian nasional untuk SMK lebih banyak bertumpu kepada teori semata. Menurut dia, khusus untuk SMK masih diberikan ujian praktik sesuai jurusan yang dipilih.
Darisitulah lanjut Ahmad, antara nilai teori dan praktik digabungkan, untuk dijadikan nilai akhir. Jadi khusus UN untuk SMK sudah diberikan porsi khusus, sehingga apa yang telah diperoleh siswa selama di sekolah tidak sisa-sia alias tidak mubadzir.
Lebih jauh Ahmad menjelaskan, khusus untuk siswa yang akan mengulang, akan diselenggarakan pada tanggal 10 mei mendatang. Untuk tempatnya, rencananya akan ditempatkan di daerah terdekat siswa.
Mengenai standar kelulusannya, tidak akan berbeda dengan standar kelulusan sekarang. Namun untuk soalnya, tentu akan dibuat berbeda. Ahmad berharap, agar siswa yang dinyatakan mengulang hendaknya tidak berkecil hati, sebab mereka masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki hasil ujiannya kemarin.
(1.386 views)