Hari ini menjadi hari yang mendebarkan bagi siswa Sekolah Menengah Atas dan yang sederajat, sebab hari ini sekolah mengumumkan kelulusan mereka. Meskipun jika ada yang tidak lulus, masih diberikan satu kesempatan untuk mengikuti ujian ulang. Tingkat kelulusan di beberapa daerah, mengalami penurunan drastic, bahkan secara nasional, angka kelulusan mengalami penurunan. Terkait persoalan tersebut, Untuk tahun 2010, bagaimana tingkat kelulusan di jember? Kemudian, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, akankah mengalami peningkatan? Dan bagaimana pula pendapat pengamat pendidikan terkait angka kelulusan di jember?
Pada tahun 2009 angka kelulusan untuk tingkat SMA mengalami penurunan. Tahun 2009 angka kelulusan mencapai 95 persen, padahal pada tahun 2008 lalu, angka kelulusan mencapai 97 persen. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jember, Ahmad Sudiyono, secara keseluruhan pelaksanaan ujian nasional kemarin, berjalan dengan sukses dan lancer.
Ahmad menjelaskan, terkait angka kelulusan, jika dibandingkan dengan tahun lalu, untuk SMA di Jember mengalami peningkatan, Yakni mencapai 99 persen. Hanya saja untuk SMK, dinas pendidikan dan sekolah, harus segera melakukan evaluasi, sebab, siswa yang tidak lulus mencapai 8,24 persen atau sekitar 474 siswa dari 5756 siswa.
Ahmad menambahkan, untuk nilai Jurusan IPS, jember menduduki peringkat kelima se-Jawa Timur. sedangkan untuk nilai Jurusan IPA, jember masih masuk di 20 besar.
Ahmad berharap, bagi siswa yang dinyatakan tidak lulus, hendaknya tidak berkecil hati. Itu lantaran, untuk tahun ini masih diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian ulang. Untuk itulah, ahmad menghimbau kepada sekolah, agar segera mendata siswa yang mengulang, lalu menyerahkannya kepada rayon masing-masing. Sebab tanggal 28 april, pihaknya harus menyerahkan daftar tersebut kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Sementara Anggota Komisi D DPRD Jember, Abdul Ghafur, menyambut baik meningkatnya tingkat kelulusan tingkat SMA. Menurut dia, hal ini merupakan prestasi yang membanggakan, meski pengawasan pada saat un berlangsung sangat ketat, serta standart nilai minimal meningkat.
Meski demikian, ghafur menyayangkan angka ketidak lulusan di SMK masih tinggi. Menurut dia, hal ini harus menjadi bahan evaluasi, baik dinas pendidikan maupun sekolah. Agar pada saat pelaksanaan UN tahun mendatang tidak terjadi lagi.
Ghafur berpendapat, tingginya angka ketidaklulusan di SMK, bisa jadi disebabkan beberapa factor. Misalkan, pada saat proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, siswa SMK lebih fokuskan kepada ketrampilan dan praktik, padahal soal UN hanya bersifat kognitif atau teori. Sehingga hanya mengandalkan kecerdasan akal saja, sedangkan smk lebih ditekankan kepada ranah psikomotorik.
Dikonfirmasi terpisah, Pengamat Pendidikan Universitas Jember, Sulton Mashud, juga menyambut baik meningkatnya angka kelulusan di jember. Itu artinya kata dia, masa depan pendidikan jember semakin hari semakin baik.
Terkait banyaknya siswa smk yang tidak lulus, sulton berpendapat, ada garis yang terputus antara proses pembelajaran di sekolah dengan pelaksanaan ujian nasional. Menurut sulton, siswa smk pada saat proses pembelajaran di sekolah, lebih banyak diberikan ketrampilan, namun pada saat UN, semua soalnya bersifat teoritis, jadi hal ini yang membuat tingkat ketidaklulusan siswa smk menjadi tinggi.
Semestinya lanjut sulton, antara soal un sma dan smk dibuat berbeda. Untuk soal UN SMK, seharusnya lebih banyak kepada ranah psikomotorik atau ketrampilan. Jadi tidak ada garis yang putus antara proses di sekolah dan UN./
(1.898 views)