pengurus PKS di tingkat kecamatan memberikan deadline waktu hingga akhir bulan kepada pengurus DPD PKS Jember untuk memerikan klarifikasi terkait dugaan kasus penipuan terhadap bacabup Taufik Setyadi. Jika penjelasan DPD PKS Jember tidak rasional, pengurus kecamatan megancam akan mundur.
Ketua DPC PKS Arjasa Jumantoro Jumat siang menuturkan, mayoritas DPC menunggu pejelasan dari DPD sebelum memutuskan akan mundur atau tidak. Tetapi Jumantoro sendiri bersama ketua DPC Jelbuk dan Ledokombo Kamis lalu menyampaikan secara lisan untuk mundur dari jabatanya sebagai ketua DPC.
Sebab sejak awal kader PKS menginginkan pembentukan seorang pemimpin yang bersih dan berakhlak. Tetapi jika di awal sudah ribut soal uang, ketika sudah jadi nanti pemimpin tersebut juga akan berpikir uang. Kader PKS dibawah merupakan kumpulan orang yang berpikir menciptakan pemimpin berakhlak, bukan kumpulan orang yang berpikir uang.
Setidaknya lanjut Jumantoro, pengalamannya saat ini di PKS bisa menjadi pelajaran berharga. Sehingga kedepan dirinya bisa lebih berhati-hati dalam memilih partai politik. Jangan sampai dirinya terjerumus lagi masuk ke dalam partai politik yang hanya pandai merangkai kata tetapi tidak bisa mengimplementasikannya.
Sementara ketua DPC Jelbuk Ahyanto saat dikonfirmasi mengaku sangat kecewa dengan prilaku oknum di DPD PKS Jember. Sejauh ini DPC tidak pernah tahu adanya tim 8 untuk penjarigan bacabup yang dibentuk DPD, dan bagaimana sepak terjangnya. Ahyanto masih berprasangka positif persoalan ini dilakukan oleh oknum bukan oleh DPD secara kelembagaan.
Meski demikian dengan mencuatnya kasus ini di public, secara tidak langsung sangat melukai hati konstituen PKS di tingkat bawah. Ahyanto menutut semua oknum yang terlibat dalam persoalan ini mundur dari PKS. Jika tidak DPD atau DPW harus memberikan sangsi tegas jika perlu sampai dengan sangsi terberat yakni sangsi pemecatan.
Diberitakan sebelumnya, bacabup Taufik Setyadi Rabu petang melaporkan ketua DPD PKS Mashuri Haryadi dan anggota tim 8 DPD PKS ke mapolres Jember, dengan tuduhan penipuan. Sebab taufik mengaku diberi janji untuk mendapatkan rekom PKS untuk pencalonannya sebagai bupati.
Tetapi meski dirinya telah memberikan uang senilai 600 juta kepada PKS, Rabu siang PKS ternyata memberikan rekom kepada Bagong Sutrisnadi. Akibatnya Taufik yang sudah pasti mendapat rekom Gerindra tidak bisa maju dalam pemilu kada mendatang. Sebab jika hanya diusung Gerindra belum mampu memenuhi persyaratan minimal 15 persen suara.
Sementara DPD PKS Jember melalui juru bicaranya Nanang Nasir membantah telah meminta sejumlah uang kepada Taufik Setyadi. Menurut Banang, Taufik sendiri menitipkan uang 600 juta sebagai tanda keseriusannya maju dalam pemilu kada 7 Juli mendatang. Bahkan uang titipan Taufik tersebut menurut Nanang sudah dikembalikan melalui orang-orang utusan Taufik, salah satunya bernama Iwan.
Saat ini di internal DPD PKS masih melakukan kajian apakah laporan Taufik tersebut relevan atau tidak. Debab persoalan ini merupakan persoalan politik. Jika perlu PKS akan menunjuk seorang pengacara untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
(1.436 views)