Konflik antara PT. KAI dengan keluarga Ryan Bachtiar, salah satu suporter persebaya asal Jember yang menjadi korban pemukulan oleh oknum polisi kereta api akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan. Meski suasana hearing sempat memanas karena antara PT. KAI dan perwakilan suporter akan menurunkan kekuatan massanya, namun setelah dilakukan dialog tertutup diperoleh kesepakatan.
Wiwin Ariyanto orang tua Ryan mengatakan, dalam kesepakatan tersebut PT. KAI secara kelembagaan memang tidak bersedia memberikan ganti rugi, tetapi PT. KAI DAOPS IX Jember bersedia menanggung seluruh biaya pengobatan yang telah dikeluarkan selama ini sebesar 28 juta rupiah, dengan menggunakan dana serikat pekerja kereta api.
Dengan demikian akte rumah yang sebelumnya dijaminkan kepada pihak RSUD Subandi langsung dikembalikan kepada keluarga. Sedang biaya operasi kedua untuk rekonstruksi tempurung kepala Ryan yang rencananya dilakukan bulan April mendatang dijanjikan akan diambilkan dari dana Jamkesda.
Sementara ketua komisi D DPRD Jember Sunardi mengatakan, dalam dialog tertutup tersebut pihaknya menerangkan kepada pihak keluarga bahwa ketika persoalan ini diselesaikan melalui jalur hukum, keluarga Ryan tidak akan pernah mendapatkan apapun dari PT. Kereta Api. Sehingga komisi D menyarankan keluarga Ryan menerima saja santunan yang diberikan oleh PT. KAI.
Dan untuk operasi kedua diupayakan biayanya akan ditanggung dengan menggunakan dana Jamkesda. Menurut Sunardi, melihat suasana dialog antara PT. KAI dengan suporter yang sama-sama akan mengerahkan kekuatan massa, komisi D harus mengambil keputusan cepat untuk menjaga Jember tetap kondusif. Sehingga komisi D akan menggunakan kewenangan dan kekuatan legislatif untuk memperjuangkan biaya operasi kedua dari dana Jamkesda.
Sementara wakil direktur umum dan keuangan RSUD Subandi Damanhuri mengatakan, selama pihak keluarga pasien memiliki kartu Jamkesda pihaknya akan menggratiskan seluruh biaya operasi, termasuk biaya obat tentu dengan spesifikasi obat sesuai SK menteri kesehatan. Damanhuri meminta keluarga pasien melaporkan langsung kepadanya ketika petugas RSUD Subandi ada yang menolak melayaninya.
Diberitakan sebelumnya, Ryan bachtiar yang saat itu pulang dari menonton pertandingan persebaya melawan arema di stadion Tambaksari Surabaya, karena kehabisan ongkos pulang ke Jember dengan menumpang kereta api mutiara timur malam dari Tanggul. Karena kedapatan tidak memiliki tiket oknum polisi khusus kereta api berinisial NN diduga memukul kepala Ryan hingga tempurung kepala Ryan pecah.
Bahkan pada bagian bahu Ryan ditemukan dua bekas sundutan rokok. Ryan yang digeletakkan di tepi rel di daerah Klatakan Tanggul ditemukan warga hingga kemudian dilarikan ke rumah sakit. Dengan hasil kesepakatan ini, persoalan antara PT. Kereta Api dengan keluarga Ryan terselesaikan. Meski demikian proses hukum terhadap oknum polisi kereta api tersebut akan terus berjalan.
(1.192 views)