Suhu di intenal Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPRD Jember, rupanya mulai memanas. Itu lantaran, sikap politik yang diambil oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jember, pada Pemilu Kada mendatang, sepertinya akan berbeda dengan PKB. FKB di DPRD Jember, merupakan gabungan atau koalisi dari dua partai politik, PKB dan PPP. Dimana Anggota PKB 6 orang dan PPP 3 orang. Terkait persoalan ini, pertanyannya adalah, mungkinkah koalisi PKB dan PPP di parlemen akan pecah? Seandainya koalisi ini akan pecah, bagaimana dengan nasib PPP, mengingat jumlah anggota mereka belum memenuhi syarat membentuk fraksi sendiri?
Seperti diberitakan sebelumnya di KISS FM, DPC PPP Jember secara resmi mengeluarkan keputusan, pada Pemilu Kada mendatang, akan mendukung duet incumbent, MZA Djalal-Kusen Andalas. Di sisi lain, PKB sebagai mitra koalisi PPP di parlemen, saat ini masih dalam proses tahap penjaringan, bakal calon bupati dan wakil bupati.
Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPRD Jember, Ayub Junaidi mengaku kaget, melihat berita di beberapa media massa, bahwa PPP sudah menyatakan sikap pada Pemilu Kada mendatang. Padahal lanjut Ayub, pada saat pertama melakukan komunikasi, PPP sepakat akan mengikuti PKB pada Pemilu Kada mendatang.
Ayub menambahkan, jika memang PPP sudah menyatakan sikap pada pemilu kada, dirinya tetap menghormati keputusan tersebut. Hanya saja konsekuensinya, PKB akan segera melakukan evaluasi koalisi dengan PPP di parlemen.
Ayub juga tidak membantah, jika kemungkinan besar koalisi dengan PPP akan pecah, sebab menurutnya, tanpa koalisi dengan PPP-pun, PKB masih bisa membentuk fraksi di dewan, dan secara otomatis kata dia, seandainya koalisi dengan PPP pecah, besar kemungkinan Ketua Komisi D akan direposisi.
Lebih jauh ayub menjelaskan, untuk Pemilu Kada mendatang, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan dua partai politik non parlemen. Mereka sepakat akan mengusung calon bupati bersama PKB.
Sementara, Ketua DPC PPP Jember, Ali Wafa menjelaskan, PPP sudah menyadari, jika sikap yang diambil pada Pemilu Kada mendatang, akan berdampak pada koalisi di parlemen. Salah satunya kata dia, PPP akan kehilangan peran sebagai Ketua Komisi D.
Ali menambahkan, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, jika PKB mengambil sikap akan memutus koalas. Menurutnya, tidak menjadi persoalan jika memang PPP harus berpisah dengan PKB.
Hanya saja lanjut Ali, dirinya tidak berharap demikian, sebab, pada saat pertemuan pertama pembahasan koalisi, pihaknya sudah menyampaikan kepada PKB, tentang kemungkinan perbedaan sikap pada Pemilu Kada.
Begitulah, jika dilihat dari pernyataan Ketua FKB, Ayub Junaidi, besar kemungkinan koalisi PKB dan PPP di parlemen, besar kemungkinan akan pecah. Jika memang pecah, maka mau tidak mau PPP harus mencari pasangan koalisi di parlemen. Sebab, jumlah anggota mereka tidak mencukupi untuk membentuk fraksi sendiri.
(2.192 views)