Bank Indonesia bersama pemerintah provinsi Jawa Timur berencana membentuk lembaga penjamin pinjaman khusus untuk kredit usaha mikro. Rencana tersebut sudah disetujui gubernur Jawa Timur Sukarwo, tinggal Bank Indonesia melakukan kajian tentang kemungkinan keberadaan lembaga tersebut.
Pimpinan Bank Indonesia Jember Rasyid Majid mengatakan, memang sepanjang tahun 2009 terjadi kenaikan penyaluran kredit dari perbankan kepada UMKM. Tetapi kenaikan tersebut masih jauh dari yang ditargetkan Bank Indonesia sebesar 18 persen. Ternyata tingkat kepercayaan perbankan terhadap UMKM masih lemah, karena memang UMKM tidak bisa memenuhi anggunan yang disyaratkan.
Untuk itu sebagai terobosan Bank Indonesia lanjut Rasyid, beberapa waktu lalu pihaknya sudah mengajukan pembentukan lembaga penjamin pinjaman kepada gubernur Jawa Timur. Pada prinsipnya gubernur menyetuji rencana tersebut, hanya tinggal Bank Indonesia diminta memberikan kajian tehnis kepada pemprov Jawa Timur.
Lebih jauh Rasyid menerangkan, pada umumnya karakter nasabah di Jember cukup bagus. Hanya ada beberapa nasabah dengan pinjaman dengan skala kecil, kurang memiliki kewajiban moral untuk memenuhi kewajibannya. Memang secara kelembagaan jika terjadi kredit macet perbankan yang dirugikan.
Tetapi lanjut Rasyid, 92 persen yang kerkena dampak kredit macet tersebut masyarakat sendiri. Karena jumlah perputaran uang yang seharusnya bisa dimanfaatkan masyarakat semakin kecil. Ditambah lagi kultur masyarakat Jember yang lebih mementingkan pola konsumtif dibanding peningkatan modal usaha. Sehingga dalam grafik terlihat jelas kredit konsumtif di Jember lebih mendominasi.
(1.241 views)