Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pemilu Kada) Jember memang masih jauh, namun aroma persaingannya sudah mulai terasa. Terbukti di beberapa ruas-ruas jalan kota, bakal calon bupati sudah mulai memajang foto dirinya. Pun juga partai politik, sebagai kendaraan calon bupati, kabarnya sudah saling menjajaki satu sama lain. Jika memang cocok, maka akan terjadi kesepakatan. Terkait persoalan ini, pertanyaannya adalah, sejauh mana komunikasi parpol khususnya yang ada di parlemen? Sudahkah ada deal diantara parpol? Kemudian, bagaimana pula pandangan pengamat terkait koalisi parpol ini?
Jumlah parpol yang berhasil mengantarkan wakilnya di gedung dewan semakin bertambah. Pada periode lalu jumlah fraksi di gedung DPRD hanya 4, sedangkan periode sekarang, jumlah fraksi bertambah menjadi 7. Jumlah ini tentunya akan memberikan nuansa berbeda di gedung dewan.
Menurut Sekretaris Fraksi Kebangkitan Nasional Ulama, M Thoif Zamroni, jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan pilkada, pihaknya sudah melakukan penjajakan dengan seluruh fraksi di gedung dewan. Dan hasilnya, sejauh ini ada dua fraksi yang memberikan sinyalamen akan bergabung dengan pihaknya, untuk bersama-sama pada pilkada nanti.
Persoalan siapa calon yang akan diusung lanjut Thoif, sejak awal partainya sudah berkomitmen untuk kembali mengusung incumbent, yakni MZA Djalal. Ikhtiar ini berdasarkan rekomendasi tokoh masyarakat dan kiai, yang beberapa waktu lalu menggelar pertemuan. Hanya saja mengenai siapa wakilnya, sejauh ini belum ada keputusan, sebab masih menunggu pertemuan lebih lanjut dengan beberapa parpol.
Thoif menambahkan, partainya juga akan melakukan komunikasi dengan parpol di luar parlemen. Pada prinsipnya, PKNU membuka diri kepada siapapun untuk berjuang bersama-sama pada pilkada mendatang.
Tidak jauh beda dengan Thoif, Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa, Ayub Junaidi Menjelaskan, PKB akan membuka diri untuk berkomunikasi dengan siapapun. Yang penting kata dia, parpol tersebut mempunyai komitmen dan visi yang sama dengan PKB. Hanya saja, mengenai siapa calon yang akan diusung oleh PKB, sejauh ini menurut Ayub, partainya belum menentukan sikap, sebab masih menunggu petunjuk pelaksana dan tehnis dari DPP PKB.
Meski belum ada petunjuk dari DPP, berdasarkan rapat internal Pengurus DPC, muncul beberapa nama dari kader internal. Seperti, Ketua DPC PKB Jember Miftahul Ulum, Anggota DPR-RI M. Fadil Muzakki, dan Ketua Tanfidziyah PCNU Jember, Abdullah Syamsul Arifin.
Sementara Wakil Ketua DPC PDIP Jember Bidang Humas, Lukman Winarno menjelaskan, sebenarnya tanpa koalisi dengan parpol lain minus Gerindra, partainya berhak mencalonkan calon bupati, sebab jumlah kursi Fraksi PDIP Dan Indonesia Raya, sudah memenuhi untuk mengusung calon bupati.
Hanya saja lanjut lukman, partainya tetap melakukan komunikasi dengan parpol lain. PDIP bukan partai ekslusif melainkan partai inklusif, maksudnya tidak akan menutup diri kepada siapapun. Mengenai siapa calon yang akan diusung, PDIP akan membahasnya Pada Rapat Kerja Khusus (Rakercabsus). Namun suara yang berkembang khususnya di tingkatan bawah, banyak yang menginginkan Duet MZA Djalal-Kusen Andalas Tetap Dipertahankan.
Pengamat Politik Universitas Jember, Ahmad Habibullah mengatakan, koalisi parpol menjelang pilkada akan mengarah kepada pragmatisme politik. Misalkan, ketika Partai A mendukung Calon B, maka tentu disitu akan ada pertanyaan, saya akan mendapat apa, fasilitas apa, kemudian selanjutnya bagaimana.
Habib menambahkan, koalisi nasional pada saat pilpres lalu belum tentu akan berlanjut pada saat pilkada. Di negara ini tidak akan ada koalisi yang abadi, justru yang ada kepentingan yang abadi.
Habib berharap, khususnya kepada parpol dan calon bupati, agar memberikan pendidikan politik yang santun kepada masyarakat. Merekalah yang mempunyai tanggung jawab, untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat, sebab masing-masing parpol mempunyai konstituen.
(1.323 views)