Sejak seminggu terakhir, hampir setiap hari kota tembakau ini diguyur hujan deras. Bahkan beberapa waktu lalu, di beberapa ruas jalan kota dan pinggiran, banyak pohon besar yang tumbang akibat angin dan hujan. Yang menjadi kekhawatiran, pada saat memasuki musim hujan seperti saat sekarang, terjadi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Terkait persoalan ini, sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana antisipasi Pemkab Jember terhadap datangnya bencana alam? Lalu, bagaimana pula kondisi Daerah Aliran Sungai Di Jember? Kemudian, bagaimana pula tanggapan masyarakat?
Sejak beberapa waktu lalu Pemkab Jember, melalui Badan Kesatuan Bangsa Dan Linmas (Bakesbanglinmas), telah memetakan beberapa daerah rawan bencana. Hal ini dilakukan, untuk mengantisipasi datangnya bencana secara mendadak. Menurut Kepala Bakesbanglinmas Jember, Edi B Susilo, disamping memetakan titik rawan bencana, pihaknya telah membentuk posko siaga bencana alam, yang beroperasi selama 24 jam. Posko ini dibentuk mulai dari tingkat desa hingga kabupaten.
Diharapkan, pasca pembentukan posco siaga bencana, masyarakat bisa tanggap terhadap tanda-tanda bencana. Sehingga pada saat terjadi bencana alam, masyarakat bisa menyelatkan diri dengan cepat.
Edi menambahkan, berdasarkan catatan pihaknya, ada beberapa titik yang rawan banjir, seperti daerah Silo, Mumbulsari, Jenggawah Dan Ambulu. 4 kecamatan tersebut merupakan masuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Dari Silo. Kemudian daerah Panti, Rambipuji Dan Balung.
Sedangkan untuk daerah rawan terjadi tanah longsor, masih di kawasan Arjasa, Jelbuk Dan Sukorambi. Berdasarkan pantauan di lapangan kata Edi, pada saat musim hujan seperti saat sekarang, daerah tersebut sering terjadi retakan tanah, sehingga rawan sekali terjadi longsor.
Tidak jauh beda dengan Edi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Jember, Rasyid Zakaria, menjelaskan, berdasarkan catatan pihaknya, semua Daerah Di Jember masuk kategori rawan bencana. Rasyid menambahkan, pada saat memasuki musim hujan, pihaknya sudah mewaspadai terjadinya banjir. Sehingga kata dia, pada saat terjadi banjir masyarakat sudah benar-benar siap untuk menyelamatkan diri.
Terkait keberadaan tanggul di beberapa daerah aliran sungai, menurut Rasyid, sejauh ini sudah tidak ada persoalan. Tanggul yang paling parah seperti di daerah Kencong, sejauh ini sudah selesai pembangunannya. Meski semua tanggul dipastikan aman, Dinas Pengairan lanjut Rasyid, tetap mewaspadai keberadaan aliran sungai. Sebab kata dia, bisa saja volume air bertambah besar dalam kurun waktu yang sangat cepat.
Sementara itu, Koordinator Forum Komunikasi Anak Bangsa (FKAB), Suharyono menjelaskan, meski sejak beberapa hari terakhir Jember sering diguyur hujan deras, namun kata dia belum begitu signifikan. Hanya saja lanjut Suharyono, berdasarkan pantauannya di bawah, meski curah hujan belum begitu signifikan, kewaspadaan masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana sudah mulai terbangun.
Suharyono berharap, khususnya bagi masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana, agar selalu waspada, sehingga nantinya pada saat terjadi bencana, mereka bisa mengantisipasinya.
(1.048 views)