FKB Tanggapi Ketersinggungan Bupati Atas Kritikannya

Bupati seharusnya tidak tersinggung dengan kritik yang disampaikan FKB. Demikian disampaikan juru bicara Fraksi Kebangkitan Bangsa DPRD Jember Abdul Halim, dalam sidang paripurna penyampaiaan tanggapan atas jawaban bupati terhadap pandangan umum fraksi.

Menurut Halim, ketidakhadiran bupati dalam sidang paripurna Kamis siang. Sangat bisa dipahami. Sebelum dibacakan di muka siding, pandangan umum yang disampaikan FKB sudah dikonsultasikan kepada para kyai. Sebab pandangan umum tersebut dibuat berdasarkan pengamatan anggota fraksi, masukan dari para kyai, LSM, media dan masyarakat. Jadi menurut Halim pandangan umum FKB tidak ngawur, semua ada datanya.

Untuk membuktikannya Halim meminta pimpinan DPRD Jember yang kebetulan mengetahui sendiri kedatangan keluarga Muntik, TKW asal Jember yang tewas setelah disiksa majikannya di Malaysia. Saat itu seluruh anggota komisi D dan pimpinan mendengar dan melihat dengan mata telinganya sendiri, keluarga Muntik minta sumbangan dari anggota dewan untuk penjemputan jenasah Muntik. Anehnya lagi lanjut Halim, FKB dalam pandangan umumnya tidak pernah menyebut nama MZA Djalal secara pribadi, tetapi menyebut bupati. Sehingga tidak seharusnya Djalal tersinggung secara pribadi.

Pernyataan Abdul Halim di benarkan wakil ketua DPRD Jember Miftahul Ulum. Menurut Ulum dari penjelasan keluarga korban, memang kepulangan jenasah muntik sudah diurus oleh P2TKI. Tapi keperluan pihak keluarga yang akan menjemput jenasah ke bandara sama sekali tidak ada yang mengurus. Sehingga anggota dewan iuran untuk membantu biaya sewa mobil yang akan dipergunakan keluarga untuk menjemput jenasah korban.

Ulum menambahkan, seharusnya bupati tidak perlu kecewa apalagi tersinggung dengan adanya kritikan. Sebab seorang pemimpin yang baik menurut Ulum adalah pemimpin yang senang menerima kritik, dari pada hanya menerima pujian yang justru menjerumuskannya ke arah negative.

Diberitakan sebelumnya Fraksi Kebangkitan Bangsa dalam pandangan umum yang dibacakan dalam sidang paripurna Selasa lalu, menilai bupati kurang respek dengan kematian Muntik, TKW asal kecamatan Jombang yang tewas disiksa majikannya di Malaysia.

Setelah ketujuh fraksi di DPRD selesai membacakan pandangan umumnya Jalal menyatakan kekecewaannya atas pandangan umum FKB, yang menilainya tidak respek. Padahal sejak kabar kematian Muntik diterima, dirinya sudah memerintahkan kepala disnakertrans untuk berkoordinasi dan mengurus keperluan pemulangan jenasah Muntik.

(1.062 views)
Tag: