Rekayasa Lalu Lintas Di Jember, khususnya di daerah alun-alun rupanya masih dinilai belum begitu maksimal. Ialah Komisi C DPRD Jember, yang kembali mempersoalkan rumitnya penataan lalu lintas di kawasan alun-alun. Jika memang demikian persoalannya, yang menjadi pertanyaan adalah, apa alasan wakil rakyat kembali mempersoalkan penataan lalu lintas, khususnya di kawasan alun-alun? Kemudian, bagaimana sikap dinas perhubungan terkait persoalan ini? Lalu, bagaimana komentar masyarakat?
Semenjak lalu lintas di kawasan alun-alun, dialihkan ke arah jalan PB Sudirman dan jalan Ahmad Yani, sering terjadi penumpukan kendaraan di Depan Pendopo Kabupaten Jember. Bahkan tidak jarang pula terjadi kecelakaan, sebab disanalah titik pertemuan kendaraan dari arah Jalan Kartini dan Sultan Agung, Demikian Ungkapan Sekretaris Komisi C DPRD Jember, Ayub Junaidi.
Menurut Ayub, dirinya tidak habis pikir dengan pola penataan lalu lintas, yang dilakukan oleh dishub di alun-alun. Apalagi kata dia, semenjak arah ke Jalan Wijaya Kusuma ditutup, sektor perekonomian menurun drastic.
Untuk itulah lanjut Ayub, pihaknya akan mengupayakan arah ke Jalan Wijaya Kusuma kembali dibuka. Dalam waktu dekat, rencananya Komisi C akan memanggil Takmir Masjid Jamik Baitul Amin, Dishub dan Perwakilan Warga Jalan Wijaya Kusuma, untuk membahas rencana ini.
Ayub berharap, kedepan jika memang harus ada rekayasa lalu lintas, pemkab hendaknya melakukan kajian secara mendalam dan tidak mengorbankan kepentingan masyarakat, seperti yang terjadi di kawasan Wijaya Kusuma.
Menanggapai usulan ini, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jember, Sunarsono menjelaskan, terkait persoalan ini sebenarnya pihaknya sudah memberikan masukan kepada bupati, namun dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Meski demikian kata Sunarsono, dalam waktu dekat pihaknya kembali akan mengirimkan surat kepada bupati, yang dilengkapi dengan hasil kajian dari pihak Universitas Jember dan satlantas.
Sementara itu, Koordinator Forum Komunikasi Anak Bangsa (FKAB) Suharyono menjelaskan, sejak awal pihaknya sudah menolak perubahan lalu lintas di kawasan alun-alun, sebab jika arah ke Jalan Wijaya Kusuma ditutup, maka akan berdampak terhadap perekonomian warga. Dan ternyata lanjut Suharyono hal itu terjadi, terbukti, harga tanah turun drastis dan pertokoan dikawasan Jalan Wijaya Kusuma sepi dari pembeli.
Untuk itulah kata dia, pemkab harus segera melakukan evaluasi terkait penataan lalu lintas, khususnya di kawasan alun-alun. Jadi jangan heran, jika banyak masyarakat yang tetap mencuri jalan di depan masjid jamik.
Begitulah, akhirnya kita semua berharap, jika memang ada perubahan arah lalu lintas kembali, maka semua pihak terkait, hendaknya bekerjasama dengan baik serta melakukan kajian mendalam. Agar dikemudian hari, tidak terjadi lagi masalah.
(1.103 views)