Majelis Ulama Indonesia atau MUI kabupaten Jember meminta aparat kepolisian menangkap masyarakat yang bermain petasan di bulan ramadhan ini. Sebab selain dinilai sebagai perbuatan mubazir, jika ini dibiarkan bisa saja pelaku pembuat bom untuk aksi terorisme dengan leluasa bersembunyi di Jember.
Ketua MUI kabupaten Jember Sahilun menjelaskan, permainan petasan sama sekali tidak bermanfaat, selain cuma menghambur-hamburkan uang. Bahkan lebih parahnya lagi, petasan selain membahayakan diri sendiri juga membahayakan orang lain. Bukan tidak mungkin karena petasan beredar bebas, masyarakat tidak lagi peka terhadap masuknya pelaku terorisme di sekitar tempat tinggalnya.
Sahilun menghimbau, sebaiknya masyarakat tidak mengotori sucinya ramadhan dengan bermain petasan. Sebab permainan petasan dapat mengganggu masyarakat yang sedang menjalankan ibadah. Sahilun meminta aparat kepolisian bertindak tegas terhadap para pelaku permainan petasan sekaligus penjual dan produsennya.
Sementara wakapolres Jember kompol Rizal Irawan mengatakan, sebelum melakukan tindakan represif pihaknya harus mengumpulkan informasi, terkait lokasi pembuatan, pengumpul dan bahkan pembeli. Hal ini penting dilakukan agar tindakan yang dilakukan tidak bersifat sporadic.
Karena itu menurut Rizal, sejauh ini pihaknya masih melakukan operasi di daerah-daerah yang dianggap rawan seperti daerah Puger dan Wuluhan. Selain banyak warga yang menggunakan petasan sebagai permainan, di kawasan itu bahan peledak seperti bondet justru banyak digunakan untuk menangkap ikan.
Seperti diketahui setiap malam sehabis magrib hampir di semua perkampungan pasti terdengar suara petasan saling bersahut-sahutan. Bahkan penjual petasan sudah berani menjajakan dagangannya di pinggir-pinggir jalan dan pusat-pusat perbelanjaan.
(1.138 views)